Minggu, 23 Juni 2013

Berikut ini adalah beberapa link yang dapat teman-teman gunakan untuk tes inventory kepribadian. Jika bingung bagaimana cara mengetahui hasilnya setelah tes inventory dilakukan, boleh meng-email hasil inventory kepribadiannya ke email saya: Rzeniwati@yahoo.com dan saya akan membantu teman-teman untuk mengetahui hasil dari inventory kepribadiannya, semoga bermanfaat :) 
Salam Psikologi ^___^

Tes Inventory Kepribadian Fromm & Sullivan

Tes HCTI K. Horney
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CCkQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.uccs.edu%2FDocuments%2Ffcoolidg%2FHCTI-MANUAL%25202-21-05.doc&ei=np2sUaC6JYuHrgeg-YGYCg&usg=AFQjCNHhL9YF71aq0LX2q2EPoa5kdGR8WQ&bvm=bv.47244034%2Cd.bmk

Tes Archetype Jung
http://www.helloquizzy.com/tests/awakening-the-hero-within-hero-archetype-test-1

Tes MBTI Big Five
http://www.outofservice.com/bigfive/ 

Tes Inventory Eysenck
http://similarminds.com/eysenck.html


Jung Tipology Test
http://www.humanmetrics.com/cgi-win/jtypes2.asp

MBTI (B. Indonesia)
http://www.psikologizone.com/tes-kepribadian-mbti

Saran: Sebaiknya saat mengikuti tes inventory-nya pastikan bahwa kita berada dalam keadaan yang tenang dan baik, sehingga hasilnya bisa lebih akurat lagi :)

Posted on 19.49 by Unknown

No comments

Jumat, 21 Juni 2013


Bedebah; Retorika Rakyat yang Terlupakan
Oleh; Rina Zeniwati Br. Ginting

Negeri Para Bedebah
Adhie Massardi

Ada satu negeri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah
Dari langit burung-burung kondor jatuhkan bebatuan menyala-nyala

Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Atau jadi kuli di negeri orang yang upahnya serapah dan bogem mentah

Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedang rakyatnya hanya bisa pasrah

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum kecuali kaum itu sendiri mengubahnya

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi
Dengan demonstrasi. Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan

Agaknya benarlah jika puisi dikatakan sebagai salah satu media yang paling ampuh untuk melukiskan perasaan, baik itu sedih, kecewa, marah, senang, gelisah, sepi, tenang, cinta, dan sebagainya. Bagaimana tidak? Puisi yang terkadang juga diartikan sebagai suara hati ini dianggap telah mampu mewakili jutaan rasa penulisnya. Hal inilah yang menjadikan puisi itu terkesan lebih unik dari karya sastra lainnya. Tak hanya itu, bentuk puisi yang ringkas turut pula menambah keelokan puisi tersebut, selain gaya bahasanya yang khas. Melalui puisi, setiap orang juga bebas mengapresiasikan dirinya terhadap hal-hal apa saja yang menarik perhatiannya, tanpa perlu mendapat koreksi benar atau tidak.  Lebih-kurang dari pernyataan di atas, mungkin itu jugalah yang telah dilakukan Adhie Massardi dalam puisinya yang berjudul Negeri Para Bedebah.
Teeuw (dalam Pradopo, 2007: 106) mengatakan bahwa karya sastra adalah artefak, yaitu benda mati yang baru mempunyai makna dan menjadi objek estetik bila diberi arti oleh pembaca sebagaimana artefak diberi makna oleh arkeolog. Ini menerangkan bahwa seorang penyair harus memberi makna pada puisinya baik itu secara tersirat maupun tersurat. Tujuan daripada diberikannya makna tersebut adalah agar puisi itu tidak menjadi benda mati, akan tetapi sesuatu yang dapat hidup di pikiran pembacanya. 
Bedebah, kata ini bisa saja dipilih Adhie untuk mewakili kemarahannya pada persoalan-persoalan bangsa yang tak kunjung selesai atau mungkin saja sebagai sebutan akrab Adhie pada mereka yang tak tau diri, yang terus-menerus membuali bangsanya. Meskipun terkesan biasa, setidaknya bedebah memiliki makna yang tajam, yaitu merujuk pada orang-orang yang sangat hina dan tak bermatabat. Barangkali Adhie berharap pilihan bedebah itu dapat menyadarkan mereka-mereka yang merasa dirinya sedang diperbincangkan. Kemudian jika kita melihat judul puisi Negeri Para Bedebah, setidaknya kita harus menyadari bahwa Bedebah sebenarnya digunakan Adhie sebagai kata kunci untuk menggambarkan makna puisinya secara keseluruhan.
Disamping makna yang tajam, Adhie juga telah menambahkan keindahan pada puisinya tersebut, yaitu dengan menjaga rima pada bait-bait puisinya dan hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Slametmuljana (dalam Waluyo, 1991: 23) “Puisi merupakan bentuk kesusastraan yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya. Pengulangan itu menghasilkan rima, ritme, dan musikalitas.” Perhatikanlah satu bait puisi Negeri Para Bedebah berikut!
Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Atau jadi kuli di negeri orang yang upahnya serapah dan bogem mentah
Kemudian Adhie juga menyoroti kehidupan pejabat yang sepertinya besar pasak daripada tiang namun tetap dapat hidup berkecukupan. Sebuah pertanyaan yang mengganjal hati, bagaimana mungkin itu bisa terjadi? Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah. Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah. Setidaknya dua baris puisi di atas cukup menjawab pertanyaan tersebut. Pejabat yang dipilih dan digaji oleh rakyat untuk memperjuangkan hak rakyat justru duduk santai sambil beropsi untuk memperkaya diri dengan memelaratkan bangsanya. Mereka asyik membangun istananya sementara di luar sana rakyatnya makan dari menengadahkan tangan.
Tak hanya itu, Adhie juga berkomentar pada kebijakan pemerintah yang lemah dalam melindungi hak asasi para tenaga kerja kita yang berada di negara-negara kawan. Ungkapan Adhie yang menyatakan tenaga dibayar dengan caci-maki, hinaan, bahkan pukulan cukup untuk menjadi potret ketidakpedulian pemerintah. Dapat kita lihat pada baris berikut Atau jadi kuli di negeri orang yang upahnya serapah dan bogem mentah.
Penggelapan pajak, mafia hukum, bentrokan, kekerasan, dan banyak lainnya sepertinya telah memuakkan seorang Adhie untuk terus diam, menonton jalannya film yang dimainkan oleh orang-orang terhormat berdasi. Butuh keberanian tentunya bagi seorang Adhie untuk memberontak dari kediamannya dan mengatakan karena hanya penguasa yang boleh marah, sedang rakyatnya hanya bisa pasrah.
Dalam hal ini, Clive Sansom juga memberikan batasan puisi sebagai bentuk pengucapan bahasa yang ritmis, yang mengungkapkan pengalaman intelektual yang bersifat imajinatif dan emosi. Setidaknya dua baris puisi di atas tentunya cukup untuk menggambarkan emosi Adhie pada kesemerawutan bangsa ini, juga terhadap pemerintah yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi daripada rakyatnya.
Dari segala curhatannya tersebut, Adhie menyelipkan lagi sebuah pernyataan yang dapat membuka mata kita semua bahwa tidak ada cara yang paling efektif untuk memperbaiki keadaan ini selain semuanya kembali lagi pada didikan moral dan akhlak kita sebagai manusia. Bila tak mampu dengan revolusi, dengan demonstrasi. Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi. Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan.
Menurut Wellek dan Warren (1995: 3) “Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, yaitu sebuah karya seni.” Kemudian  Wellek dan Warren juga menyatakan bahwa sastra menyajikan kehidupan, dimana penciptaan puisi itu terinspirasi dari masyarakat dan akan menginspirasi masyarakat juga.
Seperti apa yang dikatakan Wellek dan Warren di atas, puisi Negeri Para Bedebah setidaknya dapat menginspirasi masyarakat untuk memperbaiki dan peduli terhadap kondisi bangsa kita sekarang ini.


Penulis merupakan siswi SMA Negeri 2 Kota Binjai, XII IPA-1 2012

Posted on 01.42 by Unknown

No comments


Analisis Kepribadian dari Kembar Siam Lori and Reba Schappell


Kembar Siam Lori dan Reba Schappell adalah salah satu dari beberapa kasus kembar siam tipe Craniopagus dimana bagian belakang kepala, depan atau sisi kepala menyatu, tetapi tidak pernah menyatu pada wajah atau dasar tengkorak.
Meskipun keduanya merupakan kembar siam, dimana kondisi tersebut mengharuskan mereka untuk terus bersama-sama kemanapun mereka pergi atau melakukan aktivitas, namun keduanya memiliki kepribadian yang sangat berbeda. Reba pernah mengidentifikasi dirinya sebagai pria (George) meskipun ia tidak melakukan operasi kelamin. Reba lebih pendiam dibandingkan Lori dan lebih bersifat kekanakan. Tubuh Reba jauh lebih kecil dibandingkan Lori karena ia menderita Spina Bifide (kelainan tulang belakang). Sementara Lori lebih kuat  karena terlihat sebagai pelindung saudaranya.
Faktor Nurture sepertinya memegang pengaruh yang sangat kuat terhadap perbedaan kepribadian kembar Lori dan Reba. Mengapa? Lori mengatakan Reba adalah seorang yang introvert sementara Reba mengatakan Lori adalah seorang  yang sangat outgoing. Bagaimana mungkin kepribadian mereka yang berbeda itu disebabkan oleh pengaruh lingkungan sementara mereka hidup dan tinggal secara bersama-sama bahkan kemanapun dan melakukan apapun mereka selalu bersama. Kemungkinan perbedaan kepribadian itu disebabkan oleh gen-gen kedua kembar Lori dan Reba yang berbeda. Meskipun begitu, faktor Nature tetap berpengaruh hanya saja frekuensinya lebih kecil dibandingkan Nurture.  Perbedaan fisik (Lori yang terkesan lebih kuat dibanding Reba) mungkin salah satu hal yang menyebabkan kepribadian mereka berbeda karena Reba yang menderita Spina Bifide kelihatannya terus dibantu oleh saudaranya Lori, digendong lalu diambilkan barang-barang yang diperlukannya. Dalam hal ini, tentu saja Reba terkesan lebih kekanakan (manja) dibanding Lori.
Perbedaan kesukaan atau minat keduanya juga jelas terlihat dimana Reba menyukai musik Country bahkan menjadi penyanyi Country yang terkenal sementara Lori menyukai olahraga Bolling. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor Nurture dimana informasi genetik (gen) yang dimiliki oleh kembar Lori dan Reba ini berbeda. Mungkin, gennya Reba lebih mengarah pada kemampuan musikalitasnya sementara Lori pada kemampuan olahraganya.

Posted on 01.12 by Unknown

No comments

Hasil Observasi Anak Pra-Sekolah (Early Childhood)


  A.  Identitas Anak
Nama Inisial                             : AS
Jenis Kelamin                           : Perempuan
Tempat/ Tanggal Lahir              : Medan, 2 November 2010
Usia Kronologis                        : 2 Tahun 6 Bulan 30 Hari
Pendidikan                               : Belum Sekolah
Kedudukan dalam Keluarga      : Anak ke-1 dari 2 bersaudara
Tanggal Observasi                    : 01 Juni 2013
Berat Badan                             : ± 6 kg
Tinggi Badan                            : ± 90 cm
Kondisi Fisik                            : Sehat

   B.  Tujuan Observasi
Untuk mengetahui perkembangan kognitif pada masa kanak-kanak awal yang meliputi kemampuan berbahasa, motorik kasar dan halus, numbering, memori, dan konservasi.

   C.  Hasil Observasi Anak
Kemampuan Kognitif yang Diobservasi
Hasil Observasi
Berbahasa (Anak diajak mengobrol dan ditanyakan beberapa pertanyaan tentang permainan dan makanan kesukaannya) Kelompok melihat respon anak dalam menjawab pertanyaan tersebut.
AS awalnya hanya mengangguk ketika diajak mengobrol. Tetapi kemudian ia menjadi akrab dengan kelompok kecuali Hengki. AS dapat menjawab semua pertanyaan kelompok dengan lancar dan artikulasi yang jelas. Selain itu, AS juga aktif bertanya tentang hal-hal yang baru didengarnya.
Motorik Kasar (Kelompok bermain “Perancis” dengan anak untuk melihat kemampuannya berlari, naik-turun tangga, memanjat kursi, dan melompat)
AS menunjukkan pergerakan yang sangat aktif saat bermain “Perancis”. Ia berlari, naik ke atas kereta, memanjat kursi, lompat, dan naik-turun tangga rumahnya.
Motorik Halus (Kelompok melihat koordinasi kedua tangan anak saat makan ice-cream, membuka tutup botol, membuka bungkus makanan dan permen, menyucukkan sedotan pada minuman kotak, saat mencuci tangan, cara memegang pulpen dan mulai mencoret-coret, dan cara men-stempel kertas)
Untuk membuka bungkus permen dan makanan, serta tutup botol AS masih belum bisa, tetapi ia sudah tahu bagaimana cara membukanya hanya saja tangannya belum begitu kuat untuk membukanya. Cara memegang pulpen juga sudah tepat, begitu juga dengan gerakan tangannya saat men-stempel kertas. Saat mencuci tangan, AS tahu bahwa ia harus menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya. AS juga tahu bagaimana menyucukkan sedotan pada minuman kotak.
Numbering (Kelompok memperlihatkan beberapa gambar binatang lalu menanyakan ada berapa banyak binatangnya, kelompok juga meminta anak untuk menyebutkan angka 1-10)
AS hanya bisa menghitung 1 sampai 2. Ketika diminta menyebutkan angka 1-10,  ia hanya mau menyebutkan 1,2,3, dan ketika diajarin, ia masih tetap tidak mau mengikutinya.
Memori (Kelompok memperlihatkan beberapa gambar dan meminta anak menyebutkan gambar apa itu, begitu juga dengan warna)
Anak dapat menyebutkan semuanya dengan baik, meskipun ada beberapa warna yang tidak diketahuinya tetapi ketika diberitahu kemudian ditanyakan kembali, anak bisa menyebutkan warna tersebut dengan baik.
Konservasi (Kelompok bermain menyusun donat dengan anak dan memintanya untuk menyusun ulang donat-donat tersebut)
AS dapat menyusun donat dengan baik dari urutan yang terbesar hingga yang terkecil meskipun ia mencobanya beberapa kali.

  D.  Hasil Analisa (Wawancara)
Kelompok melakukan wawancara dengan ibu dan kakak sepupu AS. Menurut informasi dari ibunya, AS sudah tidak mau lagi makan disulang. Dia lebih senang makan sendiri dengan tangan atau sendok. Kemudian ibunya  mengatakan kalau AS adalah anak yang aktif, dia suka bertanya tentang apa saja yang dilihatnya. Hanya saja emosional AS tidak baik, dia suka mencakar adiknya yang baru berusia 8 bulan. Kemudian kakak sepupunya mengatakan kalau sedang bermain, AS cepat bosan dan tidak fokus. Dia akan meninggalkan permainan yang sedang dimainkannya ketika melihat ada permainan lain yang menarik hatinya. Selain itu kalau misalnya ia tidak bisa menyelesaikan suatu permainan maka ia akan marah dan tidak memainkan permainan itu lagi. Selain itu, kakak sepupunya juga mengatakan kalau AS memerlukan waktu yang lama untuk berinteraksi dengan orang yang baru dikenalnya dan sangat sulit sekali berinteraksi dengan pria. 

E. Pembahasan
Kemampuan berbahasa AS sangat baik. Untuk anak seusianya, dia mampu mengucapkan kata-kata dengan jelas serta mampu memahami apa yang orang lain katakan kepadanya lalu memberi respon dengan baik pula. Selain itu pembendaharaan kata AS juga baik. Dia sudah bisa berkata Lowbat, Batterai, Daftar Obat, Angry Birds, dan kata lainnya. Rasa ingin tahu AS juga sangat tinggi, dia akan bertanya tentang apa saja yang dilihatnya lalu ia akan mengulang beberapa kali untuk menyebutkan kata yang baru saja didengarnya.
Dalam perkembangan keterampilan motorik kasar, AS juga sangat baik. Dia sudah bisa berlari, naik-turun tangga, naik ke atas kursi dan kereta, dan melompat. Dia melakukan semua itu dengan sangat baik. Sementara untuk motorik halusnya, AS sudah bisa makan sendiri dengan tangannya, memegang pulpen untuk menulis dengan cara yang benar, membuka bungkus makanan, menyucukkan sedotan pada minuman kotak, membuka tutup botol minuman, menggosok-gosokkan tangan saat dicuci, dan men-stempel kertas.
Untuk kemampuan berhitungnya AS hanya bisa menyebutkan 1 sampai 3 dan ketika sudah diajarin ia masih tetap tidak mau menyebutkan angka 1-10 itu. Ia hanya tahu satu ada satu dan dua ada dua tetapi jika tiga dan seterusnya ia tidak paham ada berapa jumlahnya. Kemampuan berhitung untuk anak seusia AS memang belum sangat baik, karenanya tidak ada masalah pada kemampuan perkembangan berhitung AS.  
Kelompok menjelaskan kepada AS tentang beberapa warna dan setelah beberapa saat kemudian kelompok menanyakan kembali kepada AS warna-warna tadi dan AS dapat menyebutkannya dengan baik. Saat handphone salah satu anggota kelompok berbunyi, spontan AS langsung berkata “lowbat baterainya kak?” Ternyata ia mengingat saat handphone orangtuanya berbunyi seperti itu maka tandanya lowbat. Selain itu saat diperlihatkan kepada AS tentang beberapa binatang, ia bisa menyebutkan namanya satu-persatu. 
Saat kelompok bermain dengan AS, kami memintanya untuk menyusun donat dengan benar dari yang terbesar hingga yang terkecil. AS dapat menyusunnya dengan benar meskipun ia mencobanya beberapa kali. Ia paham kalau donatnya tidak tersusun semua berarti ada yang salah. Ketika susunannya salah, ia mencari donat lainnya dan berkata “ini yang lebih besar” lalu menyusunnya, kemudian seterusnya ia membandingkan donat-donatnya mana yang besar mana yang kecil.
Kemudian AS juga paham kalau makan ice cream itu harus di rumah. Ini terlihat dari perkataan AS yang menyebutkan “di rumah kita makan ice cream-nya ya kak” Ternyata menurut kakak sepupunya, selama ini dia diajarkan ibunya untuk makan ice cream di rumah meskipun ice cream-nya dibeli di pusat perbelanjaan. Ice cream tersebut akan dimakan hanya ketika sampai di rumah.
Saat melakukukan observasi, kelompok melihat AS sangat sulit berinteraksi dengan orang yang baru dikenalnya. Ini bisa dilihat dari perilaku AS yang menjauhi kelompok saat baru saja datang di rumahnya, meskipun kelompok sudah berusaha memanggil AS beberapa kali, ia tetap saja tidak mau datang. Namun saat kelompok tidak memanggilnya, ia melihat kelompok dengan sembunyi-sembunyi. Setelah beberapa waktu, AS baru bisa berinteraksi dengan baik dengan kelompok, kecuali dengan Hengki yang dari awal sampai akhir observasi tidak bisa berinteraksi dengan AS karena AS memang sulit berinteraksi dengan orang baru yang berjenis kelamin berbeda dengannya. AS tidak berani melihat Hengki. Selain itu kelompok juga melihat AS mencakar adiknya saat AS meminta ibunya menemaninya namun ibunya memintanya menunggu sebentar karena sedang membuatkan adiknya susu.











    
 

Posted on 00.55 by Unknown

No comments