Rabu, 16 April 2014

Proses Belajar Mengajar Orang Dewasa

Proses belajar mengajar orang dewasa adalah suatu proses berlangsungnya kegiatan belajar yang dilakukan oleh pelajar atau peserta didik dan kegiatan mengajar yang dilakukan oleh pendidik atau pembimbing. Proses ini juga dapat dikatakan sebagai proses menerima dan memberi, yaitu peserta didik menerima pelajaran dan pendidik memberi pelajaran. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipahami terkait kegiatan belajar adalah tahap proses belajar, suasana belajar, jenis belajar, cara belajar, ciri-ciri belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Sementara itu, hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai kegiatan mengajar adalah fungsi pendidik, sikap pendidik, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap pendidik.

Tahap Proses Belajar
Dengan adanya proses belajar, peserta didik akan mendapatkan ilmu pengetahuan yang baru, dan dari tidak tahu menjadi tahu. Proses belajar yang terjadi dalam diri peserta didik berlangsung melalui enam tahapan, yaitu:
1.      Motivasi, ialah keinginan untuk mencapai suatu hal. Motivasi terbagi menjadi motivasi jangka pendek dan jangka panjang. Motivasi jangka pendek ialah minat untuk belajar pada saat itu, sedangkan motivasi jangka panjang ialah keinginan mendapat nilai ujian yang baik, keinginan berprestasi, dan lain sebagainya. Ada beberapa cara yang digunakan untuk menumbuhkan motivasi peserta didik, yaitu memberi nilai perkembangan belajar, memberi hadiah atau pujian, memberi tahu kemajuan belajar, memberi tugas yang menantang, dan menciptakan suasana yang menyenangkan.
2.      Perhatian pada Pelajaran, hal ini merupakan kunci keberhasilan proses belajar. Perhatian peserta ini sangat bergantung pada pembimbing. Untuk dapat menarik perhatian peserta didik, pendidik dapat melakukannya dengan membuat variasi tempo mengajar, nada suara, gerakan, dan teknik mengajar, menyisipkan istirahat sejenak pada saat tertentu, dan megajukan serta menjawab pertanyaan.
3.      Menerima dan Mengingat, setelah memperhatikan pelajaran maka seorang peserta didik akan mengerti dan menerima serta menyimpan dalam pikirannya. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan dan peringatan ini, seperti struktur, makna, pengulangan pelajaran, dan interverensi.
4.      Reproduksi, dalam proses belajar seseorang tidak hanya harus menerima dan mengingat informasi baru saja, tetapi juga harus dapat menemukan kembali apa-apa yang pernah ia terima. Untuk dapat melakukan reproduksi, pendidik harus mendapatkan suatu informasi yang lebih mengesankan. Informasi akan mengesankan jika informasi tersebut memiliki struktur yang jelas, garis arahnya jelas, dan dapat menyentuh perasaan.
5.      Generalisasi, dalam tahap ini peserta didik harus mampu menerapkan hal yang telah dipelajari di tempat lain dan dalam ruang lingkup yang lebih luas.
6.      Menerapkan Apa yang Telah Diajarkan serta Umpan Balik, dalam tahap ini peserta didik harus sudah memahami dan dapat menerapkan apa yang telah diajarkan. Untuk memastikan peserta didik sudah memahami atau belum, dapat diberikan tes kepada peserta didik yang berupa esai, pilihan ganda, memasangkan, benar-salah, dan isian atau dapat juga berupa lisan.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang memengaruhi proses belajar orang dewasa dapat berasal dari internal dan eksternal. Faktor internal terbagi menjadi faktor fisik dan nonfisik, dimana faktor fisik berupa ciri-ciri pribadi seperti umur, pendengaran, dan penglihatan, sedangkan faktor nonfisik atau psikologis termasuk tingkat aspirasi, bakat, dan lain-lain. Sementara itu faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik atau lingkungan.

Ciri-ciri Belajar Orang Dewasa
Cara orang dewasa berbeda dengan cara belajar anak-anak, oleh karena itu proses pembelajaran orang dewasa harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:
1.      Memungkinkan timbulnya pertukaran pendapat, tuntutan, dan nilai-nilai.
2.      Memungkinkan terjadi komunikasi timbal balik.
3.      Suasana belajar yang diharapkan adalah suasana yang menyenangkan dan menantang.
4.      Mengutamakan peran peserta didik.
5.      Orang dewasa akan belajar jika pendapatnya dihormati.
6.      Belajar orang dewasa bersifat unik.
7.      Perlu adanya saling percaya antara pembimbing dan peserta didik.
8.      Orang dewasa umumnya mempunyai pendapat yang berbeda.
9.      Orang dewasa mempunyai kecerdasan yang beragam.
10.  Kemungkinan terjadinya berbagai cara belajar.
11.  Orang dewasa belajar ingin mengetahui kelebihan dan kekurangannya.
12.  Orientasi belajar orang dewasa terpusat pada kehidupan nyata.

13.  Motivasi berasal dari dirinya sendiri.

Posted on 06.22 by Unknown

1 comment

Rabu, 09 April 2014


KONSEP DEMONSTRASI PEMBUATAN MARTABAK MINI TOPPING SPESIAL

Oleh:
Kelompok 1

                                                     Byuti Ridha Andini (121301001)
                                                 RM Afif Handri Nabawi (121301010)
                                                           Dika Lestari (121301022)
                                                  Yoshinta Gracia E LB (121301032)
                                                  Fahmi Idris Sitompul  (121301056)
                                                  Rina Zeniwati Ginting (121301070)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014

     Hok Lo Pan atau Martabak dalam Bahasa Indonesia, adalah Makanan Khas Bangka Belitung. Hok Lo Pan atau Martabak diciptakan oleh orang-orang Hakka (Khek) Bangka. Satu-satunya di dunia, makanan orang suku Hakka (khek) yang memakai nama suku Hoklo. Hampir semua orang di kota-kota besar seperti di kota Jakarta mengenal Martabak Bangka, nama aslinya di Bangka adalah Hok Lo Pan (Martabak). Arti Harfiah Hok Lo Pan (Martabak) adalah Kue Orang Hok Lo
    Padahal ini merupakan kue asli orang Hakka (Khek) Bangka. Sejarahnya adalah benar martabak memang dibuat oleh Imigran Hakka (Khek). Murni hasil kreatifitas Hakka (Khek) Bangka. Jelas BUKAN kue buatan suku Hok Lo. Kelihatannya ini bagian dari Kelirumologi ala Jaya Suprana.
    Mengapa ini bisa terjadi? Menurut analisa BUKJAM ada 2 sebab. Pertama, menggunakan kata Hok Lo maka gengsi dari kue tersebut lebih tinggi. Kedua, kue ini jenis baru. Belum ada di Tiongkok maupun di Bangka Belitung, Indonesia Bukan juga kue Hakka (Khek) dan tidak pernah dimakan oleh orang Hakka (Khek) sebelumnya. Jadi asumsi tidak mungkin kue orang Hakka (Khek). Karena kedekatan suku Hakka (Khek) dan suku Hok Lo, Nah, jika bukan Hakka (Khek) maka Hakka (Khek) Bangka menduga mungkin ini jenis kue Hok Lo.

sumber: http://www.martabakorion.com/2012/10/sejarah-martabak-manis-berasal.html

      Saat ini, martabak bukanlah makanan yang asing lagi bagi masyarakat. Bukan hanya orang hoklo atau hakka saja yang mampu membuat namun, masyarakat dari berbagai suku sudah dapat membuat martabak. Selain itu, minat masyarakat terhadap asyarakat juga tinggi, dibuktikan dengan menjamurnya penjual martabak yang tidak pernah kering pembeli.
    Berbagai inovasi juga dilakukan agar martabak tetap bisa eksis dikancah dunia perkulineran, saat ini ada banyak tooping, warna hingga bentuk martabak yang ada dimasyarakat. Mulai dari masyarakat kelas bawah hingga atas sangat menyukai martabak, terbukti dengan populernya martabak di jejaring sosial (terutama di twitter dan instagram).
     Jika kita melihat bagaimana popularitas martabak di Medan saat ini, maka sangat menguntungkan bila individu mengetahui bagaimana cara membuat martabak ataupun cara berkreasi dengan martabak. Sekarang, disetiap pinggir jalan di Medan banyak terdapat tempat- tempat yang menjual martabak. Maka kreasi dan inovasi pada martabak akan menambah kepopuleran dari martabak sendiri
   Menariknya, jika kita lihat di kampus fakultas psikologi Universitas Sumatera Utara, penjualan makanan dan minuman sangat menguntungkan. Hal ini dapat dibuktikan dengan ramainya tempat penjualan yang dipenuhi dengan pembeli. Tidak hanya itu, penjual makanan dan minuman secara eceran di kampus tersebut juga mendapatkan untung yang besar. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sivitas fakultas psikologi sangat konsumtif pada jajanan. 
   Berdasarkan fakta-fakta sebelumnya, maka kelompok bermaksud untuk melakukan demonstrasi mengenai cara membuat martabak. Namun, martabak yang akan dibuat oleh kelompok bukanlah martabak biasa, namun martabak mini dengan toping special. Hal ini dimaksudkan agar ada esensi inovasi dari pembuatan makanan tersebut. Selain itu, makanan yang akan dibuat oleh kelompok tidak membutuhkan banyak biaya. Maka pembuatan martabak mini cocok bila ditunjukkan dengan metode demonstrasi.
   Demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan. Metode ini sering digunakan di bidang industri dan pertanian, dan biasanya ditujukan pada orang dewasa. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Andragogi, maka kami akan mendemonstrasikan cara pembuatan “Martabak Mini Topping Special”.
    Kelompok memilih metode demonstrasi dalam pembuatan martabak mini karena dibandingkan dengan metode lain (pelatihan, diskusi, dan karya wisata) metode demonstrasi lebih efektif dalam menunjukkan prosedur pembuatan martabak mini. bayangkan saja membuat martabak dengan metode diskusi. (ah.. sudahlah)
     Ada dua jenis metode demonstrasi, yaitu demonstrasi hasil dan demonstrasi cara. Kami akan mengimplementasi demonstrasi cara, karena demonstrasi cara dapat memberikan informasi kepada audiens tentang cara melakukan atau menyelesaikan sesuatu. Dalam hal ini, prosedur memasak (martabak mini) akan dipresentasikan dengan penjelasan tentang langkah-langkah pembuatannya. 
Jadi, kami memilih metode demonstrasi karena :
Keuntungan Metode Demonstrasi
•  Menarik, menahan perhatian
•  Menghadirkan subjek secara mudah
 Objektif dan nyata
•  Menunjukkan pelaksanaan ilmu dengan contoh
•  Penyerapan langsung dari sumbernya
•  Memberikan bukti bagi praktik
Keterbatasan dalam Metode Demonstrasi
•   Tidak mudah dilaksanakan
•   Terbatas pada jenis pengajaran tertentu
•   Waktu banyak biaya besar
•   Banyak persiapan awal
•   Mengurangi kepercayaan bila tidak berhasil
Langkah-langkah dalam demonstrasi
•   Merencanakan
•   Mempersiapkan demonstrator
•   Mempersiapkan pengamat
•   Melaksanakan
•   Menganalisis hasil demonstrasi
Metode Demonstrasi Cara
          Demonstrasi cara adalah jenis metode demonstrasi yang menunjukkan bagaimana mengerjakan sesuatu. Hal ini termasuk bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan yang sedang diajarkan, memperlihatkan apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, serta menjelaskan langkah pengerjaannya. Metode ini biasanya hanya membutuhkan biaya yang sedikit dan waktu yang singkat.
Dalam demonstrasi cara membuat martabak mini topping special, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti:

Alat dan Bahan:
·   Kompor
·   Kain Lap
·   Cetakan Martabak
·   Piring kecil
·   Pisau
·   Mixer
·   Sendok
·   200 gram tepung terigu protein sedang
·   1/4 sdt baking powder
·   1/4 sdt garam
·   50 gram gula pasir
·   200 ml air
·   1/2 sdt ragi instan
·   1/4 soda kue
·   1 sdm margarin, lelehkan
·   1 butir telur, kocok lepas
·   Bahan Isian Martabak Manis Mini:
.   Margarin untuk olesan
.   Keju
.   Ice cream vanilla
.   Oreo

Langkah Pengerjaan:
o   Ayak tepung terigu dan baking powder
o   Campur tepung, baking powder, 1/2 bagian gula pasir dan garam. Aduk hingga rata
o   Setelah itu tuang air sedikit demi sedikit sambil terus dikocok pelan selama kurang lebih 10 menit dan adonan tercampur rata. Tambahkan ragi instan, aduk hingga rata.
o   Tutup adonan dengan serbet bersih dan diamkan selama 30 menit.
o   Lalu kamu buka serbet, aduk sebentar adonan.
o   Tambahkan telur, soda kue, sisa gula pasir, dan margarin yang sudah dilelehkan. Aduk hingga rata.
o   Panaskan wajan anti lengket dengan diameter 12 cm.
o   Tuang adonan sebanyak satu sendok sayur. Namun sebelum adonan mengeras, putar ujung sendok sayur dan tekan di pinggir adonan untuk memberi efek cekung tipis di pinggiran martabak manis.
o  Tunggu hingga adonan berlubang dan berserat.
o  Tutup adonan hingga matang. Angkat.
o  Sehabis itu oles margarin di permukaan martabak manis.
o  Aplikasikan Topping Spesial


Merencanakan Demonstrasi Cara
Masalah yang Akan Dipecahkan 
Masalah yang dianggap ada adalah mahalnya harga martabak. misalnya seperti martabak dengan toping coklat toblerone dan Nutela yang berkisar 70.000 s.d 80.000 rupiah. sedangkan martabak dengan toping coklat ceres dan kacang berkisar 20.000 s.d 30.000 rupiah. selain itu ukuran yang terlalu besar juga membuat orang pikir-pikir untuk membeli martabak untuk konsumsi sendiri.

      Keterampilan yang akan Diajarkan 
      Keterampilan yang akan diajarkan adalah membuat martabak mini topping special.

      Pengumpulan Informasi Tentang Keterampilan yang akan Diajarkan
Kelompok mengumpulkan informasi tentang keterampilan tersebut dari internet dan buku. Kelompok melakukan latihan sekitar 2 kali sebelum melakukan demonstrasi agar dapat melakukan performance dengan baik.

Mempersiapkan Demonstrator
Persiapan semua alat, perlengkapan dan materi yang diperlukan
Semua alat dan bahan telah kelompok persiapkan dan materinya dari jauh hari sudah kelompok rencanakan yaitu dengan membuat martabak mini topping spesial.

      Adakan latihan untuk menggunakan jenis alat, bahan dan perlengkapan
Kelompok akan mengadakan latihan sebanyak 2 kali. Dalam latihan tersebut, berlatih untuk menguasai penggunaan alat dan pencampuran bahan serta antisipasi perlengkapan yang akan pergunakan dalam pelaksanaan demonstrasi.



Persiapan luas yang cukup penerangannya untuk  demonstrasi
Ruangan kelas yang akan kelompok pakai adalah ruangan kelas 2A2. Disitu telah disediakan pencahayaan yang baik dan lumayan menjadi tempat efektif untuk kelompok berdemonstrasi dikarenakan jumlah mahasiswa yang sangat efisien untuk belajar.
4    
      Demonstrator harus mengetahui materinya
Kelompok  sudah mengetahui tentang apa yang akan dilakukan dan yang akan kelompok demonstrasikan apalagi kelompok telah memaparkannya didepan kelas Andragogi sehingga tidak hanya demonstrator yang tahu tetapi mahasiswa Andragogi sebagai pengamat pun tahu tentang tema yang akan dibawakan.

Mempersiapkan Pengamat
Tekankan betapa pentingnya proses yang didemonstrasikan 
Kelompok sebagai demonstrator memilih tema martabak mini melalui banyak pertimbangan diantaranya karena tema tersebut lagi nge-hits dipasaran. Sehingga, kelompok berharap itu menjadi hal yang menarik untuk didemonstrasikan agar para mahasiswa Andragogi dapat mempraktekan di rumah sebagai makanan yang enak dan tidak mainstream. Dan menurut kelompok itu menjadi hal penting dikarenakan di jam 2 Andragogi biasanya para mahasiswa menginginkan makanan yang tidak mengenyangkan terlebih dahulu sebelum mereka makan siang sehingga, kelompok berpikir itu menjadi hal yang baik itu demonstrasikan. Dan juga, mahasiswa yang menyaksikan dapat juga membuat usaha-usaha kecil yang bertemakan martabak mini toping spesial tersebut.

      Dapatkan informasi yang telah diketahui pengamat mengenai yang didemonstrasikan
Pengamat telah mengetahui yang akan kelompok demonstrasikan dikarenakan hari sebelumnya telah dipaparkan didepan kelas dan telah didiskusikan hal apa yang menarik untuk didemonstrasikan.Untuk meningkatkan minat, kelompok juga menggunakan slide yang akan menerangkan prosedur pembuatan pada audiens secara visual.

Posted on 23.32 by Unknown

No comments