Teori
Kepribadian Alfred Adler
A. Latar
Belakang Sejarah Tokoh Adler
Alfred Adler dilahirkan pada 7 Februari
1870 di pinggiran kota Wina dan wafat pada 28 Mei 1937 di Skotlandia. Adler
tumbuh dan berkembang dalam keadaan menderita rakhitis dan pneumonia. Penyakit
tersebut membuatnya lemah, tidak bisa berjalan bahkan hampir meninggal. Keadaan
inilah yang menjadi motivasi utama Adler untuk menjadi seorang dokter. Pada
tahun 1895, Adler menerima gelar dokter dari Universitas Wina dan beberapa
tahun kemudian beralih ke dunia psikiatri.
Adler adalah anak kedua dari enam
bersaudara. Ia tumbuh di lingkungan yang memiliki latar belakang kehidupan yang
berdeda-beda. Adler menghabiskan sebagian besar masa kecilnya dengan
teman-temannya yang termasuk anak-anak Yahudi dan non-Yahudi dari kelas
menengah dan bawah. Pengalaman inilah yang mungkin mempengaruhi kepeduliannya
terhadap aspek sosial dari kepribadian.
Pada tahun 1902 Adler bertemu dengan
Freud dan menjadi anggota dari Wina Psychoanalytic Society selama
sembilan tahun ke depannya lalu menjabat sebagai Presiden pada tahun 1910.
Adler menulis tentang Organ Inferiority, karangan yang menyebabkan putus
hubungannya dengan Freud, teori tentang adanya inferiority karena sifat manusia
yang ingin mengatasi kekurangan fisiknya, bahwa setiap manusia pada dasarnya
memiliki kelemahan organis dan inferioritas hadir dalam diri setiap manusia.
Dengan kelemahan inilah manusia melakukan kompensasi yaitu menutupi
kelemahannya.
Teori Adler semakin hari semakin
berbeda dengan Freud dan anggota lainnya. Menurut Freud, segalanya yang terjadi
di masa lalu mempengaruhi siapa manusia itu sekarang. Sebaliknya, Adler
berpendapat bahwa dorongan seseorang untuk mencapai kesempurnaan (striving
for perfection) yang menentukan siapa manusia itu sekarang, dan masa lalu
tidak sepenuhnya menciptakan style of life.
Akhirnya pada tahun 1911 ia
meninggalkan Wina Psychoanalytic Society. Adler kemudian membentuk
kelompok yang bernama “The Society for Individual Psychology” dan segera
menarik perhatian seluruh dunia. Saat ini kelompok Adlerian sudah terdapat di
banyak negara, di Amerika Serikat dan Perhimpunan Amerika Utara.
Pada tahun 1935, setelah
mengunjungi banyak negara, Adler menetap di New York City, di mana
ia menjadi Profesor Psikologi Medis yang sekarang dikenal dengan Medical
Downstate Center, Universitas Negeri dari New York. Ia terus bepergian ke
luar negeri untuk kuliah, berkonsultasi, dan memberikan demonstrasi klinis dan
di salah satu perjalanan itu, ia pingsan dan meninggal dunia karena serangan
jantung.
B. DEFINISI KEPRIBADIAN MENURUT ADLER
Alfred Adler menggambarkan manusia
bukan sebagai korban dari insting dan konflik yang dikontrol oleh sifat-sifat
biologis dan pengalaman masa kecil. Teori ini Ia sebut sebagai psikologi
individual (Individual Psychology) karena ia memfokuskan pada keunikan
dari setiap orang dan menyangkal motif-motif biologis dan tujuan yang universal
seperti yang dikatakan Sigmund Freud.
Menurut Adler, manusia adalah
makhluk sosial. Kepribadian kita terbentuk dari lingkungan sosial dan interaksi
yang unik, bukan oleh usaha-usaha mencapai kepuasan biologis. Karena itu Adler
meminimalisir peran seks dalam teorinya. Bagi Adler, yang menjadi inti dari
kepribadian adalah alam sadar kita dan manusia memiliki kebebasan untuk
mengatur diri dan mengarahkan diri pada tujuan kita,bukan diatur oleh
faktor-faktor dari luar yang tidak dapat kita kontrol.
C. STRUKTUR
KEPRIBADIAN
Manusia dimotivasi oleh adanya
dorongan utama, yaitu mengatasi perasaan inferior dan menjadi superior.
Inferioritas berarti merasa lemah dan tidak memiliki keterampilan untuk
menghadapi tugas atau keadaan yang harus diselesaikan. Hal itu tidak berarti
rendah diri terhadap orang lain dalam pengertian yang umum, meskipun ada unsur
membandingkan kemampuan diri dengan kemampuan orang lain yang lebih matang dan
berpengalaman. Misalnya manusia yang lebih lemah akan berjuang untuk menjadi
lebih kuat.
Sedangkan superioritas bukan berarti
lebih baik dibandingkan dengan orang lain, melainkan mencoba untuk menjadi
lebih baik, semakin dekat dengan tujuan ideal seseorang. Adler meyakini bahwa
motif utama setiap orang adalah untuk menjadi kuat, kompeten, berprestasi dan
kreatif.
D. DINAMIKA KEPRIBADIAN
Striving for
Superiority, or Perfection
Striving for superiority adalah suatu
usaha terus menerus untuk menjadi lebih baik, untuk menjadi lebih dekat dengan
tujuan yang ingin dia capai. Adler menggambarkan striving for superiority
sebagai dasar fundamental dari kehidupan dan bukan usaha untuk menjadi lebih
baik dari orang lain, atau untuk menguasai. Adler mengatakan bahwa kita
berjuang menjadi superior sebagai usaha melengkapi diri kita atau membuat kita
merasa utuh.
Menurut Freud, perilaku manusia
ditentukan berdasarkan masa lalunya (seperti insting dan pengalaman masa
kanak-kanak), sementara Adler melihat bahwa motivasi manusia adalah suatu hal
yang menentukan masa depannya. Dia mengatakan bahwa hanya perjuangan menjadi
superior yang dapat menjelaskan kepribadian dan tingkah laku seseorang.
Ada 2 poin tambahan tentang striving
for superiority ini. Pertama, hal ini lebih banyak meningkatkan daripada
menurunkan tegangan. Striving for superiority memerlukan energi dan
usaha besar, maka Adler mengatakan manusia berusaha melawan stabilitas dan keadaan
tenang.
Kedua, bahwa striving for
superiority itu dimiliki oleh individu dan masyarakat. Kita melakukan striving
for superiority tidak hanya sebagai individu namun juga sebagai anggota
kelompok. Menurut Adler, individu dan masyarakat saling berhubungan dan
bergantung satu sama lain.
Fictional
Final Goals
Salah satu teori yang dikemukakan
Adler dalam membentuk perilaku kita adalah fictional final goals
(finalisme fiktif). Hal ini dikatakan “fiksi” karna tidak mungkin dapat dilakukan
di dunia nyata.
Kita hidup dalam dunia dimana ada
anggapan bahwa semua orang itu sama, atau pada dasarnya semua orang itu baik.
Kepercayaan ini mempengaruhi cara kita bertingkah laku kepada orang lain.
Misalnya, jika kita percaya bawa dengan melakukan hal-hal baik akan membawa
kita ke surga maka kita akan melakukannya. Banyak hal-hal fiksi yang terjadi
dalam kehidupan kita, menurut Adler, suatu formulasi besar yang diciptakan
manusia adalah konsep tentang Tuhan.
The Style of
Life
Tujuan utama kita adalah superiority
atau perfection (kesempurnaan), tapi cara kita untuk menuju hal tersebut
berbeda-beda. Kita mengembangkan sebuah pola unik dari karakter, tingkah laku,
kebiasaan, yang mana disebut Adler sebagai style of life atau gaya
hidup. Bayi memiliki inferiority feelings yang memotivasi mereka untuk
mengkompensasi rasa putus asa dan kebergantungan. Dalam upaya untuk melakukan
kompensasi, anak-anak memperoleh berbagai macam tingkah laku. Tingkah laku ini
menjadi bagian dari gaya hidup (the style of life).
Semua yang kita lakukan terbentuk
dengan keunikan gaya hidup kita. Hal ini menentukan aspek kehidupan mana yang
cenderung kita sukai atau tidak sukai, dan sikap mana yang kita pegang.
Gaya hidup dipelajari dari interaksi sosial yang terjadi pada tahun-tahun
awal kehidupan. Adler mengatakan bahwa gaya hidup terbentuk sejak umur 4 atau 5
tahun, dan setelah itu sangat sulit untuk dirubah. Gaya hidup menjadi salah
satu penentu dari sikap-sikap kita ke depannya.
Contohnya, anak yang diabaikan
merasa tidak mampu mengatasi tuntutan hidup, karena itu dia tumbuh dengan rasa
ketidakpercayaan dan sering berseteru. Hasilnya, gaya hidupnya sering
melibatkan rasa dendam, membenci kesuksesan orang lain, dan mengambil apapun
yang dia rasa adalah haknya.
Adler
menggambarkan beberapa masalah yang umum dan membaginya dalam 3 kelompok:
1. Masalah yang
melibatkan perilaku kita terhadap orang lain
2. Masalah
dalam pekerjaan
3. Masalah tentang
percintaan
Kemudian, Ia
mengemukakan 4 gaya hidup yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah itu:
1.
Dominant type
2.
Getting type
3.
Avoiding type
4.
Socially useful
type
Tipe pertama adalah sikap memerintah
dengan kesadaran sosial yang rendah. Orang seperti ini berperilaku tanpa
memikirkan orang lain. Orang yang paling ekstrim dari jenis ini akan menyerang
orang lain secara langsung dan menjadi sadis dan ganas. Sementara orang yang
tidak terlalu ekstrim akan menjadi alkoholik, kecanduan obat, dan bunuh
diri.
Getting type (tipe
paling umum menurut Adler) adalah yang mana manusia mengharapkan apa saja dari
orang lain dan sangat bergantung dengan mereka.
Avoiding type membuat
tidak ada upaya dalam menghadapi masalah kehidupan. Dengan menghindari semua
kesulitan, menghindari setiap kemungkinan terjadinya kegagalan.
Social useful type dimana kita
berdampingan dengan orang lain dan berperilaku sesuai dengan kebutuhan mereka.
Orang-orang tersebut mengatasi permasalahan hidup dengan mengembangkan kerangka
sosial dengan baik.
Social
Interest
Adler percaya bahwa bergaul dengan
orang lain merupakan tugas pertama kita dalam menghadapi hidup. Adler
mengkonsepkan minat sosial (social interest) sebagai potensial
individu yang dibawa sejak lahir untuk bekerja sama dengan orang lain
mencapai tujuan pribadi maupun sosial.
Menurut Adler, meskipun kita lebih
kuat dipengaruhi oleh sosial daripada biologis, potensi dari minat sosial ini
merupakan pembawaan dari lahir. Namun, tingkat untuk potensi minat sosial
bergantung pada awal pengalaman sosial kita. Adler menyatakan bahwa peran ibu
sangat penting sebagai orang pertama dalam berhubungan dengan bayi. Melalui
perilaku ibu kepada si anak, ibu dapat membantu perkembangan minat sosial anak.
Creative
Self
Adler berpendapat bahwa setiap
orang memiliki kontrol terhadap hidupnya sendiri dan bahwa mereka menciptakan style
of life mereka sendiri. Kekuatan kreativitas itulah yang membuat setiap
individu menciptakan diri, karakter, serta kepribadian mereka.
E. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Inferiority
Feelings
Adler percaya bahwa inferiority
feelings selalu ada dalam diri manusia sebagai motivasi. Karena kondisi ini
umum adanya pada diri kita, bukan sebagai suatu kelemahan atau tidak normal. Ia
mengatakan bahwa pada dasarnya setiap manusia mempunyai kelemahan organis.
Menurut Adler, kelemahan inilah yang mendorong manusia untuk mengadakan
kompensasi, yaitu suatu usaha manusia untuk menutupi kelemahannya. Mekanisme
kompensasi inilah yang mendasari tingkah laku manusia.
Prosesnya bermulai sejak masa bayi.
Bayi sangat kecil dan sangat bergantung dengan orang dewasa disekitarnya.
Mereka menyadari akan kekuatan dari orang tua mereka sehingga mereka
mengembangkan inferiority feelings mereka kepada orang-orang dewasa
disekitarnya. Inferiority feelings ini mutlak adanya dan diperlukan
karena ini menuntut bayi bertahan hidup dan bertumbuh.
Birth Order
Adler menyatakan bahwa urutan
kelahiran adalah pengaruh sosial yang utama ketika masa kanak-kanak. Meskipun
memiliki hubungan saudara, berasal dari orang tua yang sama dan tinggal di
rumah yang sama, mereka tidak memiliki lingkungan sosial yang sama. Adler
menuliskan empat situasi yaitu anak pertama (the first-born child), anak
kedua (the second-born child), anak paling muda (the youngest
child) dan anak tunggal (the only child).
Anak Pertama
(The First-Born Child)
Anak pertama biasanya mendapat
perhatian yang penuh dari orang tua mereka. Hasilnya, anak pertama memiliki
kebahagiaan, dan hidup yang tentram- hingga anak kedua lahir. Adler yakin bahwa
semua anak pertama merasa terkejut akan pergeseran status mereka dalam
keluarga, tetapi bagi mereka yang manja berlebihan akan merasakan kehilangan
yang lebih besar. Karena telah terbiasa memiliki kekuasaan, anak pertama
cenderung membawa sifat itu sepanjang hidupnya.
Ada keuntungan-keuntungan menjadi
anak pertama. Pada usia muda, anak pertama sering diharapkan oleh orang tua
untuk membantu menjaga saudara kandungnya lebih muda. Pengalaman ini sering
membuat anak pertama lebih dewasa secara intelektual dibandingkan saudara
lainnya.
Adler yakin bahwa anak pertama
memiliki ketertarikan pada pemeliharaan urutan dan kekuasaan. Adler menemukan
bahwa mereka menjadi organisator yang sangat bagus, teliti dan cermat terhadap
detail dan penguasa serta bersikap konservatif. Anak pertama dapat tumbuh
dengan perasaan tidak aman dan bermusuhan terhadap yang lain. Adler menemukan
bahwa penjahat, kriminal dan neurotik lebih sering adalah anak pertama.
Anak Kedua (The
Second-Born Child)
Anak kedua, yang membuat pergolakan
pada hidup anak pertama, tidak pernah memiliki pengalaman posisi kekuasaan yang
dialami oleh anak pertama sehingga mereka tidak mengalami shock yang berat
seperti anak pertama bila ada bayi lainnya. Bayi kedua tidak membawa sesuatu
yang baru seperti anak pertama dan orang tua mungkin lebih rileks dalam
menghadapi anak kedua.
Pada awalnya, anak kedua yang
menentukan model pada saudara kandung yang lebih tua. Anak kedua selalu
mencontoh perilaku dari anak yang lebih tua sebagai model. Persaingan dengan
anak pertama dapat memotivasi anak kedua, yang berusaha untuk mengejar dan mengungguli
saudara kandungnya yang lebih tua. Mereka optimis tentang masa depan dan suka
untuk bersaing dan ambisius, seperti Adler. Namun, keterampilan yang baik dari
anak pertama dapat menenggelamkan sifat kompetitif anak kedua sebab ia merasa
tidak akan pernah bisa menang dari saudaranya yang lebih tua.
Anak Paling
Muda (The Youngest Child)
Anak paling muda atau anak terakhir
tidak pernah mengalami shock dethronement dari anak lain dan sering
dijadikan kesayangan di dalam keluarga, terutama jika hubungan dengan saudara
kandung yang lainnya lebih tua dari beberapa tahun. Didorong melalui kebutuhan
yang melebihi dari saudara kandung yang lebih tua, anak terakhir sering
berkembang sungguh cepat. Anak terakhir sering berprestasi tinggi di dalam
pekerjaan apapun yang mereka kerjakan seperti orang dewasa.
Bagaimanapun anak yang paling muda
biasanya manja dan mereka tidak membutuhkan pembelajaran untuk melakukan apapun
sendiri. Tidak biasa dengan kondisi untuk berusaha dan berjuang, mereka akan
sulit untuk menyelesaikan masalah pada masa dewasa.
Anak Tunggal
(The Only Child)
Anak tunggal tidak pernah kehilangan
posisi keunggulan dan kekuatan yang mereka dapatkan di dalam keluarga, mereka
tetap menjadi fokus dan pusat perhatian. Anak tunggal sering tumbuh dewasa dengan
cepat dan meraih kedewasaan perilaku sebab mereka lebih banyak menghabiskan
waktu mereka dengan orang dewasa daripada saudara kandung mereka.
Anak tunggal akan merasa kesulitan
ketika mereka tidak menjadi pusat perhatian. Anak tunggal telah belajar, untuk
selalu menjadi yang pertama. Jika kemampuan anak tidak membawa cukup pengakuan
dan perhatian, dia mungkin merasa sangat kecewa.
Dengan gagasan tentang urutan
kelahiran, Adler tidak menaruh aturan tetap untuk perkembangan pada masa
kanak-kanak. Anak tidak akan secara otomatis memperoleh karakter semata-mata
didasarkan pada posisinya di dalam keluarga. Adler memberi kemungkinan dari
perkembangan gaya hidup tertentu yang pasti akan berkembang karena fungsi dari
urutan kelahiran yang digabungkan dengan interaksi sosial seseorang pada awal
hidupnya.
F. PSIKOPATOLOGI
Beberapa keadaan seperti dimanja dan
ditolak, dapat membuat seseorang mengembangkan inferiority complex atau superiority
complex. Dua kompleks tersebut berhubungan erat.
Inferiority complex atau
perasaan rendah diri adalah kondisi yang berkembang disaat seseorang tidak
dapat mengkompensasi perasaan inferiornya. Orang-orang dengan inferiority
complex memiliki pendapat yang buruk tentang diri mereka sendiri,merasa
tidak berdaya dan tidak mampu untuk menghadapi tuntutan hidup mereka. Inferiority
complex dapat muncul dari 3 sumber pada masa kecil: organic inferiority
(inferior organis),spoiling (dimanjakan),dan neglect
(diabaikan).
Adler menyimpulkan bahwa kepribadian
terbentuk dari usaha seseorang untuk mengkompensasi kelemahan mereka.
Usaha-usaha ini dapat menghasilkan suatu pencapaian yang baik, namun bila usaha
ini gagal, dapat mengakibatkan inferiority complex.
Ketika seorang anak yang manja
mengalami rintangan dalam mencapai kepuasannya, ia merasa bahwa ia
memiliki kekurangan yang menghalanginya, sehingga timbul inferiority complex.
Hal yang sama juga terjadi pada anak yang diabaikan, tidak diinginkan dan ditolak
dimana masa kecil mereka kurang rasa kasih sayang dan tidak dipedulikan.
Sebagai hasilnya, berkembang rasa marah, tidak berharga dan sulit mempercayai
orang lain.
Sedangkan superiority complex
merupakan kondisi yang berkembang ketika seseorang mengkompensasikan
inferioritas secara berlebihan. Ini termasuk opini seseorang yang berlebihan
mengenai kemampuannya sehingga merasa terlalu puas dan superior serta tidak
perlu berusaha mencapai sesuatu.
G. PENELITIAN
Assessment
and Research in Adler’s Theory
Adler mengobservasi kepribadian
pasiennya baik cara mereka berjalan, duduk, bersalaman, bahkan pemilihan kursi
untuk diduduki. Tidak seperti Freud, Adler tidak memperlakukan pasiennya dengan
formal dan sesi terapi Adler lebih seperti percakapan antar teman. Metode utama
Adler dalam assessment yaitu urutan kelahiran,ingatan awal dan analisis mimpi.
Adler melakukan beberapa penelitian
terkait mimpi (dreams), ingatan awal(early recollections), minat
bersosialisasi (social interest), urutan kelahiran (birth order)
dan diabaikan pada masa kanak-kanak (neglect in childhood).
1.Mimpi
Adler menginterpretasikannya mimpi
secara berbeda dari Freud. Freud berpendapat bahwa mimpi mengindikasikan
konflik terselubung di masa lalu, sedangkan Adler percaya bahwa mimpi
berorientasi pada masalah yang sedang dihadapi dan ingin diselesaikan
seseorang. Pada penelitiannya, Adler menemukan bahwa orang yang dibangunkan
saat tahap tidur REM memimpikan hal yang paling mengkhawatirkan mereka
saat itu.
2.Ingatan
Awal
Merupakan teknik pengkajian
kepribadian dimana ingatan awal,baik yang nyata atau fantasi, menyatakan
keinginan utama dalam hidup. Menurut Adler, kepribadian seseorang terbentuk
pada usia 4 sampai 5 tahun pertama dan ingatan awal pada masa itu
mengindikasikan gaya hidup serta membentuk karakter seseorang sampai dewasa.
3.Pengukuran
Minat Bersosialisasi
Adler tidak setuju menggunakan alat
test untuk mengukur kepribadian seseorang. Menurut Adler, alat test hanya akan
merekayasa kepribadian sesungguhnya serta membingungkan dan bahwa para terapis
seharusnya meningkatkan intuisi mereka. Namun, hasil test SIS (Social
Interest Scale) menunjukkan bahwa orang-orang dengan minat sosial tinggi
mengalami lebih sedikit stress, depresi, kecemasan dan kekerasan dibandingkan
dengan yang rendah minat sosialnya.
4.Urutan
Kelahiran
Menurut
Adler,urutan kelahiran menentukan kepribadian seseorang. Anak pertama bersifat
penguasa yang mana dicapai melalui prestasi kerja mereka. Anak kedua/tengah,
menurut Adler,lebih kompetitif dan ambisius tetapi sebuah riset membuktikan
bahwa anak kedua memiliki kepercayaan diri yang lebih rendah (Kidwell,1982).
Anak terakhir diprediksi sebagai anak yang manja dan berpeluang bermasalah
dalam menempatkan diri sebagai orang dewasa. Sedangkan anak tunggal dikatakan
paling ingin menjadi pusat perhatian serta lebih egois dibandingkan anak-anak
yang memiliki saudara.
5.Diabaikan
pada Masa Kanak-kanak
Adler menyatakan bahwa anak-anak
yang diabaikan atau ditolak oleh orang tuanya cenderung merasa dirinya tidak
berharga sehingga mempengaruhi kepribadian mereka. Suatu penelitian dengan 714
orang dewasa yang depresi mengemukakan bahwa mereka merasa orang tua mereka
pernah melakukan kekerasan dan memberi penolakan terhadap mereka.
H. ISU PENTING DALAM PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
a. Free Will
or Determinism
Setiap orang mempunyai kemampuan
untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, dengan kata lain kita yang mengatur dan
mengubah hidup kita sendiri. Sehingga, free will lebih berperan sebab
menurut Adler , manusia tidak didominasi oleh faktor-faktor yang tidak dapat
dikontrol mereka.
b. Nature or
Nurture
Adler berpendapat bahwa kepribadian
seseorang saling mempengaruhi baik nature maupun nurture,dimana
kepribadian seseorang itu dapat dibentuk baik dari genetik maupun dari
lingkungan sekitarnya.
c. Past or
Present
Keduanya saling mempengaruhi
pembentukan kepribadian baik past maupun present, dimana
kepribadian dibentuk melalui pengalaman masa kanak- kanak sampai dewasa.
d. Uniqueness or Universality
Tidak seperti Freud yang melihat
manusia sebagai makhluk yang sama, Adler berpandangan bahwa setiap manusia
memiliki kebebasan untuk membentuk gaya-gaya sosial yang mempengaruhi kita dan
mengkonstruksi gaya hidup yang unik.
e.
Equilibrium or Growth
Menurut Adler,manusia harus
strive for perfection,sebab ia meyakini bahwa manusia harus termotivasi
agar tumbuh dan berkembang.
f. Optimism
or Pessimism
Adler berpandangan optimis akan
adanya progress sosial serta melihat sisi positif dari manusia.
I. KOMENTAR KELOMPOK
Kontribusi Adler dalam dunia
psikologi sangatlah besar karena pandangannya mencakup masyarakat luas.
Pandangannya tentang psikologi individual banyak mempengaruhi tokoh-tokoh
psikologi dunia. Adler mengatakan bahwa manusia akan berusaha untuk menutupi
kekurangannya agar tidak kelihatan lemah. Ini berasal dari pengalaman masa
kecil Adler yang kemudian mempengaruhi keadaannya sehingga menjadi lebih
berusaha agar dia tidak terlihat lemah, dibandingkan dengan abangnya. Dari
keadaannya ini lah Adler mengeluarkan teorinya.
Pada akhirnya teori Adler tersebut
banyak diterapkan dalam dunia psikologi. Menurut kami teori Adler masuk
akal dan juga mudah dipahami karena berdasarkan pengalaman masa kecil Adler.
Teori tersebut dapat dilihat secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Schultz and Schultz. 1993. Theories of Personality.
California: Brooks/ Cole Publishing Company.
Pervin,Cervone and John. 2005 9th edition.
Personality Theory and Research. America: John Wiley and Sons.
Hall.,Lindzay,Loehlin and Manosevitz. 1985. Introduction
to Theories of Personality. NewYork: Jhon Wiley Sons