Laporan
Hasil Observasi Psikologi Pendidikan
Nama Anggota Kelompok:
1. Ade Rahmayani Siregar
(12-008)
2. Rapidah Marpaung (12-016)
3. Lucy Gabriella (12-048)
4. Rina Z Ginting (12-070)
5. Indri Frederika (12-082)
6. Yosephine Arinta Yolanda
Simarmata (12-088)
Identitas Sekolah:
Nama : SMA Negeri 2 Model Binjai
Alamat : Jl. Padang No. 08 Binjai Selatan
Uang
Sekolah : Rp80.000,-
Konsep
e-learning : Power
point
Website
sekolah : www.sman2binjai.sch.id (beberapa
materi pembelajaran tersedia di web hanya saja tidak dimanfaatkan siswa)
Sejak
kapan digunakan : 2009
A.
Penjelasan
Deskripsi Sekolah dan Perangkatnya
SMA Negeri 2 Model
Binjai berlokasi di Jl. Padang No. 08 Binjai Selatan. Sekolah ini telah berdiri
sejak tahun 1978 dan terletak di sekitar perumahan warga. SMA yang terkenal
dengan keasrian lingkungan sekolahnya ini dipimpin oleh Bapak Syaiful Bahri dan dibantu oleh tiga PKS.
Selain itu, sekolah ini juga memiliki kegiatan ekstrakurikuler yang sangat baik
dan beragam sehingga memfasilitasi siswanya untuk dapat mengembangkan bakat
sesuai dengan minat mereka. Kemudian, sekolah ini juga difasilitasi dengan Lab.
Komputer, Lab. Bahasa, Lab. Olahraga, Lab. Fisika, Lab. Kimia dan Lab. Biologi.
Lingkungan sekolah yang asri, sarana pembelajaran siswa yang sudah bisa
dibilang sangat bagus dan lengkap serta tenaga pendidik yang handal tentunya
dapat memotivasi setiap siswa SMAN 2 Model Binjai untuk terus berprestasi. Tak
heran bila berbagai penghargaan sudah diraih oleh sekolah ini, baik tingkat
provinsi ataupun nasional, dan yang paling membanggakan adalah predikat sekolah
Model pada tahun 2010.
B.
Uraian
Objektif Observasi
Observasi dilakukan
pada tanggal 23 Mei 2013 mulai pukul 08.30 WIB. Kami membagi kelompok observasi
menjadi dua. Kelompok pertama yang melakukan observasi adalah (Rapidah, Ade,
dan Indri) di kelas XI IPA-5 dengan mata pelajaran Biologi selama 60 menit,
dari pukul 08.30- 09.30
WIB
sedangkan kelompok kedua yang melakukan observasi adalah (Yosephine, Rina, dan Lucy)
di kelas X-10 dengan mata pelajaran Biologi selama 60 menit, dari pukul
10.00-11.00 WIB.
Setiap anggota kelompok mengamati teori belajar, motivasi, orientasi belajar,
dan manajemen kelas. Di akhir jam pelajaran, kami meminta waktu sekitar 15
menit untuk membagikan kuesioner kepada adik-adik.
Setelah observasi
selesai dilakukan, kelompok melakukan wawancara dengan beberapa guru mengenai
pandangan mereka terhadap proses pembelajaran e-learning. Guru yang diwawancarai
kelompok adalah Ibu Novianti (B. Indonesia), Pak J. Sinaga (Matematika), dan Pak
Herman (Matematika).
C.
Laporan
Hasil Observasi
Observasi
awal kami lakukan di kelas XI IPA-5, dimana kelas ini menggunakan proyektor saat pembelajaran e-learning.
Pada
mata pelajaran biologi yang diajarkan oleh ibu Sada Arih Bangun, memiliki banyak hambatan, misalnya
saja saat kegiatan pembelajaran berlangsung tiba-tiba mati lampu sehingga
infokus serta laptopnya tidak bisa menyala. Namun pembelajaran tidak berhenti
sampai di situ, ibu SB melanjutkan pembelajaran tanpa bantuan infokus.
Melihat
yang terjadi di dalam kelas dapat kami simpulkan bahwa pembelajaran di kelas
itu menggunakan orientasi belajar Teacher
Central Learning, ini terbukti dari keaktifan ibu SB yang lebih dominan memberikan informasi. Sesekali ibu
SB mengajukan pertanyaan kepada para siswa dan di akhir pembelajaran ibu SB
memberikan tugas kepada para siswa. Selain itu, kami mengamati bahwa motivasi belajar siswa
setelah proses pembelajaran e-learning yang tidak berjalan dengan baik karena
mati lampu berkurang.
Mereka lebih termotivasi belajar dengan menggunakan power
point yang disajikan.
Namun saat power point yang berasal
dari guru tidak berjalan, mereka kurang konsentrasi dalam menerima informasi
yang menurut mereka abstrak tanpa keterangan yang dijelaskan pada power point.
Dengan melihat motivasi mereka yang naik turun tersebut,
kami menyimpulkan kembali bahwa teori belajar yang mendukung saat
itu pada murid yang ada adalah teori belajar kognitif,
dimana mereka belajar bukan karena
kemauan yang datang dari dalam diri mereka, namun karena sesuatu hal yang
memang semestinya harus mereka capai.
Manajemen kelasnya sendiri boleh dibilang sedikit
bagus, dimana kondisi kelasnya bersih, ventilasi udara baik, penataan kursi
yang rapi, dan gurunya sendiri yang dapat mengendalikan jalannya pembelajaran
dengan sangat baik. Namun, terdapat kekurangan dalam manajemen kelasnya, dimana
kelas yang begitu sempit harus menampung murid yang berjumlah hampir mencapai
60 orang. Hal tersebut membuat ruangan pengap, panas jika hari
sudah siang, dan guru kurang
bisa untuk menjaungkau muridnya dengan baik. Selain itu kondisi tirai yang tidak rapi, dan warna cat kelas
terlalu cerah, juga membuat proses pembelajaran tidak berjalan dengan baik.
Pada Observasi kedua dilaksanakan di kelas X-10. Kondisi siswa pada
kelas ini memiliki motivasi belajar yang sangat amat kurang. Tidak ada
perhatian khusus yang mereka berikan untuk dapat memperhatikan guru dan teman
yang sedang melakukan presentasi di depan kelas dengan baik dan serius.
Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
sebagai berikut :
1. Motivasi diri untuk belajar kurang.
2. Suasana kelas yang tidak mendukung untuk proses
belajar mengajar (cuaca panas, kipas tidak ada, dan jendela kelas yang tertutup
oleh papan tulis)
3. Guru yang kurang memberikan penguatan motivasi kepada
murid agar lebih memperhatikan. Dalam hal ini murid dibiarkan berlaku
sesukanya.
Orientasi belajar yang digunakan pada kelas ini adalah SCL (Student
Centered Learning) dimana sistem pembelajaran berpusat pada murid. Pada saat
itu ada dua kelompok yang menampilkan hasil diskusi mereka melalui proyektor.
Dalam hal manajemen kelas, kelas ini bisa dikategorikan kurang tertata
dengan baik dan rapi. Hal ini kami lihat dari jumlah murid yang mencapai 50
orang dengan keadaan kelas yang sempit, sehingga meja guru sangatlah dekat
dengan meja murid paling depan. Pencahayaan kelas juga kurang baik, kami amati
lewat jendela bagian depan kelas yang seharusnya bisa menjadi sumber cahaya
tetapi malah ditutupi oleh papan tulis sehingga pencahayaan dari depan
terhalang.
Teori belajar pada kelas ini berpegang pada teori
humanistik, dimana pembelajaran diserahkan seluruhnya kepada murid. Sehingga
jika murid mau pintar maka belajar, namun jika tidak, murid tidak ditegur bila
ingin melakukan hal-hal lain disamping mata pelajaran tersebut seperti ngobrol
dengan teman sebangku, tertawa-tawa, menggambar-gambar, dan sebagainya
C.1. Hasil Kuesioner
Berikut ini adalah hasil kuesioner yang
diberikan kepada siswa SMAN 2 Model Binjai:
Questionnaire
|
Hasil
|
|
Apakah
sistem pembelajaran E-learning meningkatkan mootivasi belajar anda
|
Ya
|
IIIII IIIII
IIIII IIIII IIIII
IIIII IIIII IIIII
IIIII IIIII II
|
Tidak
|
-
|
|
Apakah
anda menyukai sistem pembelajaran E-learning
|
Ya
|
IIIII IIIII
IIIII IIIII IIIII
IIIII IIIII IIIII
IIIII IIIII
|
Tidak
|
II
|
|
Apakah
sitem pembelajaran E learning efektif untuk anda
|
Ya
|
IIIII IIIII
IIIII IIIII IIIII
IIIII IIIII IIIII
IIIII IIII
|
Tidak
|
III
|
|
Apakah
yang anda pahami terkait dengan sistem pembelajaran E-learning
|
· Menggunakan
teknologi informasi dan informatika
· Pembelajaran
yang mencari bahan menggunakan internet sehingga siswa lebih mudah mengerti
dan paham
· Media
untuk mencari bahan pelajaran sehingga
memudahkan siswa untuk mengakses ilmu pengetahuan
· Ya,
seperti itulah
· Dengan
sistem pembelajaran e- learning membuat siswa lebih cepat memahami pelajaran
dan lebih efektif
· Sistem
pembelajaran yang lebih efektif karena menggunakan teknologi informasi dan
informatika
· Yaitu,
mudah mencari hal penting yang tidak ada di buku pelajaran
· E-
learning merupakan sistem pembelajaran modern
yang dipakai sekolah zaman sekarang
· Sistem
pembelajaran e-learning sangat bermanfaat bagi saya karena dengan mudah dan
lebih lengkap
· Belajar
dengan sistem elektronik media selain dari buku pelajaran dan
guru pembimbing
· Sistem
pembelajaran yang menggunakan media elektronik dan sistem yang mudah
digunakan
· Cara
pembelajaran yang memudahkan siswa menambah ilmu
· Mempermudah
dan mempercepat belajar mengajar, menambah ilmu di dunia elektronik
· Memudahkan
dan memudahkan kegiatan proses belajar mengajar serta menambah pengetahuan
dengan menggunakan media elektronik
· Pembelajaran
e-learning memudahkan dan mempercepat kegiatan belajar mengajar di sekolah
· Proses
pembelajaran dengan menggunakan media elektronik
· Pembelajaran
e learning memudahkan siswa untuk mendapatkan informasi dengan mudah dan
menarik wiswa untuk belajar dengan lebih giat
· Pembelajaran
e learning memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar mengajar
· Pembelajaran
e-learning memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar dan akan membuat
siswa lebih memahami
· Sistem
yang sangat tepat untuk media pembelajaran pada era sekarang
· Iya,
saya paham e-learning karena belajar secara ini meningkatkan motivasi belajar
saya
· Pembelajaran
e-learning dapat menambah pengetahuan dan lebih jelas
· Efektif
· Pembelajaran
e-learning sangat efektif dan kita lebih mudah untuk memahaminya
· Lebih
mudah dalam melakukan proses pembelajaran
· Sistem
e-learning adalah sistem pembelajaran yang menggunakan media elektronik
· Sistem
Pembelajaran e-learning adalah sistem pembelajaran yang cukup mengikuti
perkembangan zaman yang semakin maju
· Dengan
Pembelajaran e-learning lebih efektif karena saya dapat dengan mudah mengerti
dengan pelajaran tersebut
· Pembelajaran
e-learning sangat efektif dan lebih mudah di mengerti
· Ya,
saya paham karena adanya penambahan e-learning meningkatkan motivasi belajar
karena adanya video maupun gambarnya
· Laptop,
infocus dan wifi
· Mudah
dipahami dan tidak sullit dimengerti
· Kami
tidak susah-susah mencatat mata pelajaran karena datanya dapat dicopy
· Pembelajaran
e-learning sangat memudahkan kami
· E-learning
adalah proses belajar dengan memakai laptop atau komputer dan jaringan wifi
· Dengan
menggunakan internet
· Sistem
e-learning merupakan sistem yang
memudahkan seorang siswa dan sangat efektif bagi siswa terutama untuk saya
karena lebih jelas dan mudah
· Belajar
internet
· Belajar
menggunakan media elektronik seperti infocus, laptop, komputer dan sebagainya
· Paham
· Lebih
efektif, lebih mudah dimengerti, simple, lebih menyenangkan
· Kalau
dalam pembelajaran e-learning bagus digunakan karena dapat membantu kita
· Kalau
dalam Pembelajaran e-learning bagus digunakan, karena dapat membantu kita
untuk mengakses ilmu pengetahuan
· Yang
saya pahami adalah dapat mencerna pelajaran dengan baik dan kami tidak susah
mencatat semua pelajaran
· Lebih
paham tentang pelajaran e-learning dan lebih fokus
· Yang
saya pahami tentang Pembelajaran e-learning adalah salah satu metode
pembelajaran yang tidak menggunakan buku pengetahuan melainkan dengan media
elektronik
· Lebih
paham dimengerti oleh murid dan pembelajarannya efektif
|
|
Proses
pembelajaran E-learning seperti apa yang anda inginkan
|
· Yang
mudah dan dapat dimengerti
· Ya,
lebih tingkatkan lagi
· Bagus
· Sekolah
harus meningkatkan
· Yang
bagus, dan bermanfaan untuk digunakan dalam pembelajaran kita
· Bagus
dan bermanfaat
· Dengan
cara onlineadanya jaringan wifi denagn cara belajar online
· Tenang,
nyaman dan yang lebih efektif
· Mudah
dipelajari
· Mudah
di akses
· Seperti
manual
· Yang
tentram dan mudah diingat
· Sekolah
harus menerapkan belajar dengan e learning
· Mudah
dipahami dan tidak ada kesulitan
· yang
online, sama videonya di tambah kalau bisa
· infokus
· menggunakan
media elektronik yang sepenuhnya
· soal
sistem online
· lebih
ditingkatkan teknologi
· diberikan
akses wifi dan menggunakan infokus di setiap kelas dan sistem pembelajaran
dengan presentasi
· wifinya
tidak usah lagi menggunakan password langsung saja terkoneksi ke setiap kelas
· koneksinya
cepat, wifinya sampai ke semua kelas tanpa menggunakan password
· penggambungan
antara e-learning dan guru seimbang
· peralatan
untuk melaksanakan kegiatan tersebut memadai
|
C.2. Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil
wawancara dengan beberapa guru di SMAN 2 Model Binjai, kelompok mendapatkan
informasi bahwa sistem pembelajaran e-learning ini memiliki dampak positif dan
negatif. Guru melihat bahwa sistem pembelajaran ini sangat praktis dan dapat
mengefisiensi penggunaan waktu karena guru tidak perlu lagi menuliskan contoh
atau informasi penting di papan tulis. Dengan adanya power point, guru hanya
tinggal mengganti slide demi slide lalu memberikan penjelasan. Hanya saja,
sistem pembelajaran ini membuat siswa menjadi pasif dan terkesan malas. Siswa
jadinya hanya seperti menonton gurunya sedang menjelaskan.
Pak J. Sinaga
menyebutkan kalau untuk mata pelajaran Matematika, sistem pembelajaran
e-learning ini semakin membuat siswa bodoh. Namun jika untuk mata pelajaran
lain seperti misalnya Biologi, sistem pembelajaran ini benar-benar sangat
efektif untuk memotivasi siswa dalam belajar.
Bu Novi sendiri menambahkan bahwa sistem
pembelajaran e-learning ini sangat sulit untuk diterapkan pada sekolah negeri
apalagi seperti SMAN 2 Model Binjai dikarenakan kondisi ekonomi setiap siswa
yang berbeda. Setiap tahunnya, guru-guru diberikan pelatihan menggunakan teknologi
untuk mendukung proses pembelajaran, sepertinya misalnya membuat Quiz Creator
Onlines, memposting materi pembelajaran di blog guru masing-masing atau
terkadang diminta untuk memposting bahan ajar di pusat sumber pembelajaran SMA,
dan lain-lain. Akan tetapi setelah guru menerapkannya, kendala pembelajaran
e-learning terletak pada siswa. Seperti misalnya ingin membuat Quiz Creator di
akhir pembelajaran yang terhambat tidak semuanya siswa memiliki laptop. Dalam
satu kelas yang berjumlah sekitar 40 orang, hanya dapat dipastikan sekitar 10
orang yang bisa membawa laptop. Alhasil, semua bahan yang telah disiapkan guru
di blog ataupun website sekolah tidak dapat diakses oleh seluruh siswa.
D. Kesimpulan
Menurut kami pembelajaran e-learning
merupakan suatu metode belajar yang bagus untuk diterapkan di sekolah-sekolah.
Namun sebelum memberikan metode ini kepada siswa, sebaiknya diberikan
pengenalan kepada murid tentang tujuan dan prosedur dari pembelajaran melalui
proses e-learning tersebut supaya siswa mampu mengikuti metode ini dengan baik
sehingga interaksi antara guru dan murid lebih sinkron, serta pembelajaran pun
akan menjadi sangat efektif.
Melalui hasil observasi yang kami lakukan, baik secara langsung ataupun
berdasarkan kuesioner yang kami bagikan kepada para murid, diperoleh hasil yang kurang maksimal dan tidak sesuai
dengan harapan kami mengenai e-learning
itu sendiri. Hal ini dikarenakan tidak semua siswa yang mengerti apa itu e-learning dan tidak semua siswa juga
yang memiliki kemampuan dalam menyediakan fasilitas
sehingga murid hanya menjadi
terfokus pada apa yang disampaikan guru saja dan tidak mampu mengembangkan ilmu
pengetahuannya dengan bantuan informasi melalui internet atau semacamnya.
Dampak negatif dari sistem pembelajaran e-learning yang berbasis OFF
ini adalah membuat murid malas membaca buku dan mencari
informasi yang lebih banyak lagi. Ini dikarenakan mereka lebih terfokus akan informasi yang
disediakan oleh guru melalui power
point tersebut.
Mereka juga beranggapan bahwa informasi yang disajikan guru lewat power point tersebut jauh lebih lengkap
ketimbang informasi yang mereka dapati di buku bacaan mereka.
Orientasi belajar yang terjadi pada sekolah tersebut juga boleh
dikatakan lumayan berhasil. Dimana konsep TCL-nya benar-benar disampaikan atau diajarkan oleh guru
yang bagus karena
memiliki pengetahuan yang baik tentang materi yang diajarkan dan kemampuan guru
untuk dapat mengendalikan situasi belajar yang ada. Sedangkan konsep SCLnya
sendiri juga dapat membantu murid-murid yang presentasi untuk dapat mempersiapkan dirinya dengan
baik, agar dapat menyampaikan materi kepada teman-temannya dengan baik. Dengan
konsep ini, kita juga dapat melihat seberapa besar tanggung jawab murid itu untuk
dapat mengikuti proses pembelajaran dan seberapa besar murid memberikan
kepeduliannya terhadap teman-temannya yang akan berpresentasi.
Sedangkan tentang manajemen kelasnya, kondisi kelas yang sempit tersebut
mungkin dikarenakan kesalahan dari pihak sekolah yang tidak dapat mengatur tata ruangan tiap
kelas agar terlihat bagus, rapi, dan juga jumlah murid yang tidak banyak.
Kondisi seperti ini boleh dikatakan kondisi yang dipaksakan. Sekolah mamaksakan
untuk dapat menerima murid sebanyak-banyaknya dengan kondisi kelas yang sangat
sempit. Dengan kondisi kelas seperti itu, seharusnya jumlah murid yang dapat
dimaksimalkan hanya mencapai 30 orang saja. Supaya konsentrasi dan kefokusan
murid dalam menerima pelajaran bagus, dan guru pun dapat memberikan informasi
dan pengetahuan dengan baik serta interaktif. Selain itu, guru juga dapat
memberikan perhatiannya dengan sangat baik dan dapat menjangkau keberadaan
murid-muridnya.
·
Komentar
Pribadi
Proses pembelajaran e-learning akan berjalan dengan baik
jika pada penerapannya memperhatikan tujuan pembelajaran dan kondisi siswa.
Menurut saya, proses pembelajaran e-learning
seperti apa hasil observasi di sekolah SMAN 2 Model Binjai sangat baik untuk
diterapkan pada siswa sekolah menengah karena para siswa memiliki motivasi
belajar yang tinggi saat proses pembelajaran e-learning dilakukan. Namun, menurut saya akan lebih baik lagi jika
proses pembelajaran e-learning ini
tidak dilakukan pada semua mata pelajaran di sekolah karena untuk mata
pelajaran tertentu dengan materi yang tertentu pula tidak bisa dijelaskan
dengan menggunakan power point karena sulit membuat siswa mengerti mata
pelajaran tersebut, seperti misalnya Fisika dan Matematika. Berdasarkan hasil
diskusi saya dengan guru mata pelajaran tersebut, beliau mengatakan
pembelajaran e-learning membuat siswa
menjadi pasif saat proses pembelajaran berlangsung, siswa hanya menjadi
penonton padahal untuk mata pelajaran Fisika dan Matematika seharusnya siswa
menjadi lebih aktif agar bisa mengerti konsep dengan mudah.
E. Testimoni
Sebelumnya kami ingin
melakukan observasi sekolah di SMP Harapan 2 Medan namun kami tidak mendapatkan
ijin melakukan observasi dari pihak sekolah. Berhubung semua teman saya berasal
dari luar kota sehingga tidak mungkin untuk melakukan observasi di sekolah
mereka, saya menelepon guru saya dan menanyakan apakah kami diperbolehkan
melakukan observasi di SMAN 2 Model Binjai, sekolah saya dulunya. Setelah
mendapat ijin untuk melakukan observasi, pada hari Senin, 20 Mei kami datang ke
sekolah tersebut untuk mengantarkan surat ijin serta berdiskusi dengan pihak
sekolah kapan kami bisa melakukan observasi dan pada mata pelajaran apa saja.
Akhirnya disepakatilah bahwa kami melakukan observasi pada hari Kamis, 23 Mei
2013.
Setelah itu kami
langsung mempersiapkan perencanaan observasi kami dan membagi tugas. Karena
kami menggunakan kuesioner maka kami juga mempersiapkan reward untuk para
siswa. Puji Tuhan, semua yang kami rencanakan pada observasi sekolah kali ini
bisa berjalan dengan lancar. Ini semua berkat kerjasama yang baik antar anggota
kelompok serta sambutan yang sangat hangat dari para guru serta perangkat
sekolah SMAN 2 Model Binjai. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu jalannya observasi sekolah kami ini, khususnya
untuk dosen pengampu mata kuliah observasi ini, Ibu Filia Dina Anggaraeni,
M.Pd.
F.
Dokumentasi
-Kelompok
berfoto di depan sekolah SMA Negeri 2 Model Binjai-
-Web
Sekolah SMA Negeri 2 Model Binjai Yang Telah Difasilitasi Belajar Online-
-Kondisi
Kelas Saat Proses Pembelajaran E-Learning-
-Ucapan
Trimakasih Kelompok Kepada Pihak Sekolah-
0 komentar:
Posting Komentar