Testimoni: Belajar Online, Positif atau Negatifkah?

Teknologi ialah alat yang digunakan manusia untuk mensejahterakan kehidupannya dimana perkembangannya sangatlah pesat yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk dunia pendidikan. Teknologi pendidikan itu sendiri sebenarnya telah dikenal sejak lama, seperti misalnya penemuan bolpoin, kertas, papan tulis, kapur, dan lain-lain yang semuanya itu sangatlah mendukung proses pembelajaran. Akan tetapi teknologi pendidikan yang lebih muktahir lagi, yaitu internet baru dikembangkan sejak awal abad 21 dimana dunia persekolahan mulai menggunakan internet sebagai media pembelajaran siswanya. Para siswa dibebaskan mengakses internet untuk mendapatkan informasi-informasi terbaru tentang perkembangan pengetahuan. Hanya saja ada batasan tertentu yang harus dipatuhi oleh siswa, yaitu berupa norma dan nilai-nilai yang berkembang di masyarakat.
Di Indonesia, hampir semua sekolah difasilitasi dengan komputer yang dapat terkoneksi ke internet dan pada beberapa sekolah tertentu, siswanya juga difasilitasi untuk mengadakan belajar online. Belajar online itu diperuntukkan untuk siswa yang tidak dapat hadir ke sekolah mengikuti kegiatan belajar-mengajar karena sesuatu hal. Kalau dilihat dari tujuannya, belajar online memiliki fungsi yang sangat positif karena memudahkan para siswa untuk mendapatkan pengetahuan meskipun tidak bertatap muka secara langsung dengan gurunya di sekolah karena sesuatu hal. Akan tetapi, penggunaan belajar online inilah yang harus terus diwaspadai. Jika tidak, akan banyak sekali siswa yang justru memanfaatkan fasilitas belajar ini dengan tidak baik atau menyimpang dari tujuan.
Saya sendiri baru merasakan belajar online saat kuliah si semester 2 ini dan waktu itu masih percobaan untuk kuliah online. Kami menggunakan media Gtalk untuk bisa saling berkomunikasi dengan teman-teman lain yang sekelas saya. Saat mencoba, saya memang merasakan kuliah online itu seperti kuliah yang sebenarnya: hadir di ruang kuliah lantas menerima materi dari dosen  lalu mengerjakan tugas. Hanya saja yang menjadi perbedaannya dalam kuliah online adalah saya berhubungan dengan komputer/ laptop bukan dengan manusia. Kalau untuk diskusi, kita bisa membuat grup sendiri yang anggotanya ditentukan oleh dosen atau bentuk sendiri lalu membahas topik yang diberikan, tidak ada beda dengan diskusi biasa.
Lalu positif atau negatifkah belajar online itu?
Menurut saya, seperti yang sudah saya katakan di atas bahwa tujuan dari diciptakannya fasilitas belajar online ini adalaha positif karena memudahkan siswa untuk menerima ilmu pengetahuan dari gurunya meskipun dia tidak dapat datang ke sekolah mungkin karena sakit atau sedang berada di luar daerah. Dengan begitu, siswa yang tidak datang ke sekolah tidak akan ketinggalan pelajaran dari teman-temannya karena ia bisa mendapatkan pelajaran itu dari fasilitas belajar online ini. Akan tetapi sebagaimana yang kita ketahui bahwa dari setiap sisi positif dari teknologi, akan ada sisi negatifnya. Karena dengan tidak datang ke sekolah siswa masih tetap bisa mendapatkan pengajaran maka bagi beberapa siswa yang cenderung senang menyendiri akan terus tidak datang ke sekolah padahal jika siswa datang ke sekolah dia bisa berinteraksi langsung dengan teman-temannya termasuk dengan guru-gurunya sehingga proses pemebelajaran pun semakin mudah dilakukan. Kemudian, dengan belajar online ini siswa menjadi malas untuk menulis dan membaca buku pelajaran. Semua tugas akan dikerjakan dengan sistem copy-paste dari internet bukan dari hasil pemikiran sendiri padahal tugas diadakan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan tersebut.
Begitulah sisi negatif dan positifnya belajar online. Kita bisa menghindari sisi negatifnya jika kita tetap berpandangan pada tujuan awal belajar online itu. Diperlukan sosialisasi tentang belajar online agar siswa tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan.