Isu-Isu Penting Dalam Kepribadian
Kehendak/ Kemauan Bebas (free will) dan Keniscayaaan (determinism)
Pertanyaan dasar tentang sifat
manusia concers kontroversi kuno antara kehendak bebas dan determinisme.
Teoretisi pada kedua sisi masalah bertanya, apakah kita sadar mengarahkan
jalannya tindakan kita? Dapatkah kita secara spontan memilih arah pikiran dan
perilaku, rasional memilih diantara alternatif? kita memiliki kesadaran dan
ukuran kontrol diri? Apakah kita tuan nasib kita atau kita korban dari
pengalaman masa lalu, faktor biologis, kekuatan bawah sadar, atau eksternal
rangsangan-kekuatan di mana kita tidak memiliki kontrol sadar? Apakah peristiwa
eksternal sehingga berbentuk kepribadian kita bahwa kita tidak mampu mengubah
perilaku kita?
Beberapa teori kepribadian
mengambil posisi ekstrim pada masalah ini. lain mengekspresikan pandangan yang
lebih moderat, dengan alasan bahwa beberapa perilaku ditentukan oleh peristiwa
masa lalu dan beberapa dapat spontan dan di bawah kendali kita.
Free will ialah sesuatu yang kita pikirkan untuk memilih tindakan apa
yang akan kita lakukan yang mana kadang kemauan yang bebas ini terdiri dari
kemauan-kemauan yang mengikuti keegoisan kita, tanpa memikirkan akibatnya.
Keniscayaan (determinism) ialah perilaku yang akan segera di
aplikasikan namun sudah terlebih dahulu diseleksi yang mana dapat dilakukan
sesuai batasan-batasan perilaku yang ada.
Free will vs
Determinism
Free will
|
Determinism
|
· Semua keinginan tanpa memikirkan batasan-batasan
yang ada .
· Bersifat egois dan tidak memikirkan akibat dari
keinginannya.
· Keinginan-keinginan belum disaring.
· Belum mau dilakukan hanya dipikirkan saja.
|
·
Terikat kepada batasan-batasan yang ada.
·
Tidak bersikap egois dan memikirkan akibat dari
keinginannya.
·
Keinginan-keinginan sudah disaring.
·
Akan diterapkan ke dalam tindakan.
|
Nature vs Nuture
Nature dan nurture pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Nature merupakan perilaku manusia yang muncul dengan sendirinya dari dalam diri
manusia dan berfungsi mengatur perkembangan. Perkembangan tersebut dihasilkan
dan diprogram oleh kode genetik yang kita warisi, seperti
perilaku tertawa, menangis, sedih. Plato dan Descrates meyakini bahwa apa yang
dimiliki manusia sejak lahir, terjadi begitu saja, tanpa adanya campur tangan
dari lingkungan di sekitarnya.
Sedangkan Nurture merupakan perilaku yang dikembangkan berdasarkan pengaruh
lingkungan sekitar seperti cara pengasuhan atau pendidikan dalam berpikir,
berbicara, dan bekerja. Faktor-faktor nurture bisa berasal dari
lingkungan keluarga, masyarakat, faktor ekonomi dan budaya. John Locke
berpendapat bahwa manusia sebenarnya berada dalam keadaan tabula rasa, tidak
memiliki apa-apa. Apapun yang ada dalam diri manusia termasuk ilmu pengetahuan,
semuanya itu berasal dari pengalaman-pengalaman yang telah dialami manusia.
Nature dan nurture selalu berinteraksi satu sama lain dan keduanya
memiliki pengaruh yang sama besar dalam pembentukan karakter dan sikap
seseorang.
Contoh:
Apabila kita mengamati perkembangan seorang anak. Dalam
tubuhnya, terdapat berbagai macam sensory (nature), diantaranya sensory
system, sensory neuron, sensory receptor, sensory perception, dan sensory
ecology. Di sisi lain, lingkungan semasa perkembangan anak menyediakan
rangsangan-rangsangan terhadap sensory tersebut, baik berdasarkan suatu
desain tertentu maupun alami (nurture). Maka disinilah arti dan peran
penting bagaimana rangsangan-rangsangan yang tepat untuk mengembangkan ketiga
faktor penting yang menyangkut perkembangan anak, yaitu afektif, intelektual, dan
psikomotor. Hendak menuju kemana arah perkembangan anak atau hendak berwujud
seperti apa perkembangan anak selanjutnya sangat tergantung kepada bagaimana
rangsangan-rangsangan tersebut didesain dan muncul secara alami dalam interaksi
yang alami pula. Kedua desain rangsangan sensori tersebut akan selalu menyertai
perkembangan anak sejak lahir hingga dewasa, mulai dari lingkungan keluarga
hingga lingkungan masyarakat.
Dr. Donald Hebb, seorang pakar psikologi dari Kanada
pernah menjawab pertanyaan para wartawan yang bertanya manakah yang lebih
penting antara nature dan nurture. Dia pun menjawab, "Which contributes
more to the area of a rectangle, its length or its width? ".
Mari kita renungkan jawaban tersebut. Bila kita
mengambar sebuah bangun datar persegi, anggap saja panjangnya adalah nature,
sedangkan lebarnya adalah nurture. Bila kita menghapus salah satunya,
maka gambar tersebut tidak bisa kita sebut sebagai persegi. Kemudian, jika kita
membuat salah satunya lebih panjang dari yang lain, maka gambar tersebut juga
tidak dapat kita sebut sebagai persegi. Seperti itulah pengaruh nature dan
nurture dalam perkembangan manusia.
Past vs Present
Teori kepribadian ini menyatakan bagaimana masa lalu dan masa sekarang
mempengaruhi kepribadian seseorang. Menurut anda manakah yang terkuat dalam
membentuk kepribadian? Masa lalu atau masa
sekarang?
Ada yang mengatakan bahwa masa lalu yang terkuat dan sebaliknya.
Para ahli berpendapat bahwa pengalaman di masa kecil atau masa kanak-kanak lebih berpengaruh dalam pembentukan kepribadian. Masa sekarang hanya berperan sedikit didalamnya. Pandangan ini dikenal dengan sebutan determinisme historis, yaitu pandangan bahwa kepribadian terbentuk pada masa kecil dan hanya sedikit diubah dimasa sekarang.
Para ahli berpendapat bahwa pengalaman di masa kecil atau masa kanak-kanak lebih berpengaruh dalam pembentukan kepribadian. Masa sekarang hanya berperan sedikit didalamnya. Pandangan ini dikenal dengan sebutan determinisme historis, yaitu pandangan bahwa kepribadian terbentuk pada masa kecil dan hanya sedikit diubah dimasa sekarang.
Sebagai contoh seorang anak yang mengalami trauma akan kekerasan dimasa kecilnya
besar kemungkinan akan tumbuh menjadi anak yang penakut dan tertutup.
Pendapat yang lain menyatakan bahwa masa sekarang lebih kuat dalam
membentuk kepribadian karena pada masa lalu kepribadian dianggap lebih
bebas,tidak keras dan tidak tetap, artinya lebih mudah berubah-ubah. Oleh
karena itu, kepribadian dapat dipengaruhi oleh pengalaman dimasa sekarang serta
oleh aspirasi dan tujuan masa depan.
Misalnya seorang anak yang dimasa kecil agak pemalu, ketika dia beranjak
dewasa bertemu dengan banyak teman dan lingkungan yang baru yang membuat nya
menjadi pribadi yang gampang bergaul dan mudah tampil di depan orang banyak.
Uniqueness vs Universality
Uniqueness adalah sifat yang hanya dimiliki oleh satu individu dan tidak terdapat
pada individu yang lainnya. Uniqueness inilah yang membedakan setiap individu
dengan yang lainnya. Contohnya adalah kreatifitas. Tidak semua orang memiliki
kreatifitas dan kalaupun ada beberapa yang memilikinya pastilah kreatifitas itu
berbeda-beda, tidak mungkin ada dua orang yang memiliki kreatifitas yang sama.
Misalnya, kreatifitas Rima pasti berbeda dengan kreatifitasnya Rey. Dalam hal
ini, bisa saja Rey memiliki kreatifitas yang lebih dibandingkan dengan Rima.
Universality adalah sifat yang dimiliki oleh semua individu atau setidak-tidaknya oleh
sekelompok individu yang hidup dalam lingkungan sosial yang sama. Contohnya
adalah sifat marah. Pada umumnya semua orang memiliki sifat marah meskipun
intensitasnya berbeda-beda.
Perbedaan antara Uniqueness dengan Universality adalah pada Uniqueness,
sifat individu itu pasti berbeda dengan yang lainnya karena sifat itu merupakan
sifat khusus yang tidak mungkin dimiliki oleh beberapa orang, sementara Universality
adalah kesamaaan sifat, yaitu suatu ciri atau sifat yang dimiliki oleh beberapa
orang sehingga menjadi sifat yang umum. Menurut penelitian sifat yang sama ini
berasal dari faktor herediter (keturunan) yang dipercayai memiliki proporsi
hampir 80% dalam membentuk kepribadian manusia. Oleh karenanya, sifat ini pasti
dimiliki oleh beberapa orang yang sama.
Equilibrium vs Growth (Keseimbangan vs Pertumbuhan)
Dalam isu ini, seseorang akan dihadapkan pada tujuan akhir dan penting dalam
kehidupan. Seseorang tersebut akan memilih hidup dengan keseimbangan atau
melakukan pertumbuhan/perubahan dalam hidupnya. Apakah kita akan tetap
mempertahankan prilaku yang stabil/seimbang atau berkembang membentuk suatu
prilaku?.Keseimbangan berarti kita cendrung akan melakukan sesuatu atau prilaku
yang tetap selama hidup, sedangkan pertumbuhan berarti kita melakukan perubahan
terhadap diri kita untuk mengeluarkan potensi yang ada dalam diri kita dan
mencapai tingkat aktualisasi tertinggi dalam hidup kita. Dalam isu ini kita
akan membahas diri kita apakah kita akan cendrung melakukan pekerjaan yang
tetap/stabil seperti mesin yang berkerja dengan cara yang sama setiap harinya
atau berkembang sesuai dengan potensi yang kita miliki.
Sebagai contoh, “A” adalah seorang yang introvert begitu juga dengan “B”.
Mereka bekerja sebagai seorang pengajar. “A” tetap menggunakan sikap
introvertnya saat mengajar, sedangkan “B” menyadari bahwa sikap introvert
kurang tepat dipakai saat mengajar, dan “B” berusaha untuk bersikap lebih
ekstrovert saat mengajar agar kualitas mengajarnya semakin baik dan libih
dimengerti oleh murid-muridnya.
Dari contoh di atas, kita dapat mengetahui perbedaan dari kestabilan dan
pertumbuhan.kestabilan akan membuat kita berprilaku tetap dan cendrung tidak
dapat menggeluarkan potensi diri yang kita miliki, sedangkan pertumbuhan memicu
kita untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik, sehingga kita
dapat menggeluarkan potensi yang kita miliki dan mencapai aktualisasi diri yang
lebih tinggi dalam hidup kita.
Optimisme vs Pesimisme
Optimis adalah sikap dimana seseorang tidak mudah menyerah dalam suatu
usaha, dan memiliki pandangan yang jelas di depannya. Pada umumnya, orang yang
optimis selalu memiliki semangat, dan berambisi untuk meraih apa yang
diimpikannya dalam konteks positif, dan merasa bahwa apa yang telah dicapainya
adalah yang terbaik yang ia bisa.
Sedangkan pesimis adalah sikap individu yang tidak memiliki kepastian dalam
menentukan tujuan. Merasa bahwa tidak mampu melakukan suatu pekerjaan yang
bahkan belum pernah dilakukannya, dan menganggap bahwa kegagalan ataupun
kesulitan adalah takdir yg ada padanya dan tidak dapat dipungkiri.
Sikap optimis dan pesimis ada pada diri seseorang, hanya saja terdapat
salah satu yang dominan diantara keduanya. Misalanya pada seseorang yang
memiliki sikap optimis yang domintan. Pada suatu keadaan dia merasa bahwa beban
hidupnya mulai terasa berat dikarenakan masalah yang datang tidak ada hentinya, tetapi sikap optimis yang lebih
dominan yang dimilikinya muncul dan membuat dia berfikir bahwa sebenarnya
masalah masalah yang ada pada dirinya merupakan tahap untuk mendewasakan diri,
dan saat dia berhasil menyelesaikannya maka dia akan menjadi orang yang lebih
baik lagi. Maka dia akan menjadi lebih bersemangat dan lebih merasa mampu untuk
menyelesaikan masalahnya.
Contoh pada individu yang memiliki sika pesimis yang lebih dominan terlihat
pada saat seseorang berhadapan pada sebuah tugass baru. Individu yang memiliki
sifat pesimis yang dominan akan beranggapan bahwa tugas yang akan dikerjakannya
sangat berat dan mungkin saja dia tidak dapat menyelesaikannya dengan baik.
Padahal ia belum menjalaninya.
Perbedaan paling mendasar adalah, bahwa sifat optimis merupakan sifat
positif pada seseorang, sedangkan sifat pesimis merupana kebalikannya, yaitu
negative.
Sikap optimis cenderung tidak terlalu memperdulikan pendangan seseorang
mengenai suatu hal, ia memiliki paradigma tersendiri bahwa sesuatu bisa
dilakukan dan diraih ketika ia mau berusaha.
Sedangkan sifat pesimis memiliki paradigma negative pada dirinya dan pada
apapun yang yang dihadapinya. Ia tidah memiliki keyakinan yang kuat bahwa
dirinya mampu untuk melakukan berbagai hal dan cenderung menganggap hal yang
dilaluinya merupakan masalah yang berat.
0 komentar:
Posting Komentar