Wajah Baru PAUD di Zaman Modern

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
(UU No 20 Th 2003, Ps. 1, Butir 14)

Melihat definisi PAUD di atas, tentulah kita sudah paham betapa pentingnya peran PAUD dalam membentuk karakter anak-anak. Pada waktu dulu, PAUD dikembangkan dengan kurikulum sederhana, semua metode pembelajaran dilakukan dengan bermain. Yang diajarkan adalah nilai-nilai agama, mengenali huruf dan angka, anak-anak diberikan keterampilan untuk membuat sesuatu yang sederhana, bernyanyi lagu-lagu anak, pendidikan moral, dan lain-lain dimana semuanya itu masih pembelajaran tingkat dasar dan bersifat membuat anak menjadi senang. Akan tetapi kini, seiring dengan perkembangan zaman PAUD hadir dengan wajah baru dalam mencerdaskan anak bangsa. Wajah baru PAUD tersebut meliputi kurikulum yang berubah, cara pengajaran, dan suasana PAUD itu sendiri.
Sekarang ini banyak sekali bermunculan PAUD-PAUD masa kini yang kelihatannya secara struktur fisik lebih menjamin dibandingkan PAUD masa dulu. PAUD masa kini hadir dengan bangunan yang bisa dibilang mewah dan dengan guru-guru yang dipanggil “miss” oleh anak-anak bukan “ibu”. Kurikulum juga sudah sangat berkembang dimana anak tidak hanya bisa mengenali huruf dan angka setelah lulus dari PAUD akan tetapi anak sudah diwajibkan untuk bisa membaca dan menghitung sederhana. Luar biasa bukan? Selain itu, dengan alasan untuk mengikuti perkembangan zaman sekaligus mempersiapkan anak dalam menghadapi zaman global, anak-anak mulai diajarkan bahasa Inggris, meliputi pengenalan huruf dan angka dalam bahasa Inggris, lagu yang dinyanyikan sebelum atau sesudah belajar, panggilan guru, dan lainnya.
Keponakan saya sudah bisa menyanyikan lagu “Happy” yang diajarkan miss-nya di TK dengan sangat lancar, pengucapannya juga sangat baik. Sebenarnya pengenalan bahasa Inggris ke anak-anak itu baik akan tetapi yang harus kita perhatikan adalah sudah lancar atau belumkah anak tersebut menggunakan bahasa Indonesia. Jika sudah, maka pengenalan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional bisa dilakukan. Jika belum, sebaiknya anak diajarkan dulu untuk berbahasa Indonesia dengan benar dan kalau menurut saya usia anak pra sekolah itu belum tepat untuk diajarkan bahasa asing apalagi kalau harus diajarkan sampai dua atau tiga bahasa asing. Takutnya, anak akan menjadi bingung harus mempelajari atau menggunakan bahasa yang mana. Sebagai contoh, keponakan saya di TK belajar bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang sederhana, akan tetapi di rumah neneknya mengajarin bahasa Karo. Dia tidak tahu harus menggunakan bahasa yang mana saat berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya, akhirnya ketika bertemu dia memanggil saya aunty ngah (bibi tengah) kemudian kalau dia mau makan dia bilang it (eat) tetapi minum ya tetap minum sementara bahasa Karonya tidak pernah diucapkannya kecuali memanggil neneknya “nini”.
Selain pengenalan bahasa Inggris, anak-anak PAUD juga sudah diberikan tugas rumah yang harus dikerjakan lalu dikumpulkan keesokan harinya. Pemberian tugas ini tentu sudah menyalahi metode pembelajaran PAUD, yaitu pengajaran dilakukan dengan metode yang menyebangkan anak, yaitu bermain. Dengan adanya tugas, tentu anak menjadi bosan atau merasa terbebani karena harus belajar lagi di rumah dan merasa waktu bermainnya berkurang, padahal usia anak pra sekolah adalah usia dimana anak-anak sangat senang bermain. Hal ini akan menimbulkan kejenuhan anak dalam belajar pada kemudian hari.
Tak hanya itu, PAUD masa kini juga telah dijangkiti teknologi. Anak-anak usia pra sekolah yang berada di kota-kota besar seperti Jakarta telah diijinkan oleh orangtua  mereka menggunakan komputer bahkan terkadang Ipad/ tablet sebagai permainan mereka. Akibatnya, ketika belajar di PAUD pun mereka membawa Ipad/ tablet mereka tersebut lantas memamerkannya kepada teman-temannya yang belum memiliki. Alhasil, lama-kelamaan Ipad/ tablet bisa menjadi  keharusan bagi anak-anak pra sekolah dan yang lebih menakutkan lagi, anak-anak pra sekolah mulai tertarik untuk bermain dengan ipad/ tabletnya ketimbang dengan teman-temannya. Tidak hanya permainan tradisonal yang hilang, interaksi dengan teman-teman dan guru-gurunya juga tidak ada.
Menurut Anda, bagaimanakah wajah baru PAUD masa kini? Masih sesuai atau tidak dengan tujuan awal PAUD?