Pengasuhan (Parenting)
Bentuk Disiplin
Disiplin adalah metode
untuk membentuk karakter anak dan mengajari mereka untuk melatih kontrol
diri dan melakukan perilaku yang dapat diterima masyarakat (Papalia, Old, &Feldman,
2008). Bentuk disiplin ini merupakan salah satu cara pengasuhan yang sangat baik untuk membiasakan perilaku
baik anak pada masa perkembangannya di kanak-kanak awal. Ada tiga teknik
disiplin, yaitu Teknik Behavioris: Penguatan dan Hukuman, Hukuman Fisik, dan
Kekuatan Ketegasan, Induksi, dan Withdrawal
of Love.
Teknik
Behavioris: Penguatan dan Hukuman
Banyak orangtua yang
marah atau bahkan menghukum anaknya ketika mereka melakukan perbuatan yang
tidak baik atau yang tidak diinginkan. Hal ini mengakibatkan anak justru
semakin sering melakukan perbuatan tersebut meskipun sudah diingatkan atau
diberi hukuman berkali-kali. Mengapa? Bukankah seharusnya hukuman dan
peringatan tersebut dapat memberi efek jera pada anak sehingga mereka tidak
akan mengulangi perbuatan itu lagi? Pada umumnya, anak-anak lebih banyak
belajar melalui penguatan pada perilaku mereka. Artinya, ketika anak tersebut
melakukan perbuatan yang baik atau seperti yang diinginkan, para orangtua
seharusnya memberi penguatan kepada anaknya bahwa apa yang mereka lakukan itu
baik. Penguatan ini dapat berupa penguatan eksternal, yaitu penguatan yang
terlihat seperti misalnya memberi mereka hadiah berupa barang-barang kesukaan
mereka atau bisa juga berupa penguatan yang tidak terlihat seperti misalnya
ekspresi gembira orangtua ketika anaknya melakukan perbuatan baik. Penguatan
ini harus dilakukan secara konsisten dan adil. Dengan demikian si anak akan
memahami bahwa apa yang dilakukannya tersebut adalah baik karena ia mendapatkan
hadiah (dalam hal ini penguatan) yang memberinya perasaan nyaman ketika
melakukan perbuatan tersebut.
Akan tetapi kebanyakan
orangtua hanya memberikan penguatan saat anak melakukan perbuatan yang tidak
baik sehingga meskipun sudah diberi peringatan atau bahkan hukuman
berkali-kali, anak tersebut masih saja mengulangi perbuatannya. Hal ini
disebabkan oleh pemahaman anak bahwa ia hanya akan mendapat penguatan ketika
melakukan perbuatan yang tidak baik tersebut sementara saat ia melakukan
perbuatan yang baik, orangtuanya justru tidak memperhatikannya.
Meskipun begitu,
hukuman berupa pemberian tugas tambahan kepada anak atau mengurangi uang
jajannya saat ia melakukan perbuatan yang tidak baik juga diperlukan untuk
mengingatkan anak bahwa ketika ia melakukan perbuatan yang tidak baik tersebut,
ia akan merasakan hal-hal yang tidak enak seperti misalnya harus mengerjakan
tugas rumah dua kali lebih banyak dari biasanya. Dengan begitu, hukuman ini
dapat memberi efek jera pada anak sehingga mereka tidak akan melakukannya lagi.
Memberi hukuman pada
anak pun juga harus mempertimbangkan apakah hukuman tersebut efektif atau
sesuai tidak dengan karakter si anak. Hukuman yang terlalu keras dapat
mengakibatkan anak berprilaku agresif atau menjadi pasif karena merasa lemah
saat orangtua memberinya hukuman sehingga anak selalu berusaha untuk menghindar
dari perhatian orangtuanya. Jika hal ini terjadi maka orangtua akan semakin
sulit untuk memberi pengaruh terhadap perilaku anaknya tersebut.
Hukuman
Fisik
Untuk menerapkan
disiplin pada anak, orangtua seringkali melakukannya dengan memberi hukuman
fisik seperti misalnya memukul, mencubit, menampar, menjambak, atau lainnya
yang dianggap dapat memberi efek jera pada anak. Kebanyakan orangtua merasa
bahwa mereka memiliki hak untuk melakukan hukuman fisik kepada anaknya.
Orangtua bersikeras bahwa hukuman fisik yang diberikan kepada anaknya merupakan
bentuk kasih sayang orangtua karena ketika mereka menghukum anaknya berarti
mereka masih memperdulikan segala perilaku anaknya, padahal sebenarnya
pemberian hukuman fisik harus sangat dihindari karena dapat memberikan dampak
negatif yang cukup serius pada masa perkembangan anak. Dalam memberikan hukuman
fisik, orangtua harus paham betul bahwa hukum fisik ditujukan hanya untuk
memberi rasa sakit pada anak bukan luka.
Kekuatan
Ketegasan, Induksi, dan Withdrawal of
Love
Selain memberi
penguatan dan hukuman untuk mempengaruhi perilaku anak, orangtua juga harus
memberi kekuatan ketegasan (Power
Assertion)yang ditujukan untuk melemahkan perilaku yang tidak diinginkan
dengan memberikan ancaman, tidak memperbolehkan anak untuk melakukan hal-hal
tertentu, atau bahkan melakukan hukuman fisik. Namun, semuanya itu harus
dikontrol dengan baik oleh para orangtua.
Sementara teknik
induksi digunakan untuk mendorong anak agar berperilaku baik, sesuai dengan
yang diharapkan. Anak diajak untuk berdiskusi bersama tentang akibat dari suatu
perilaku tertentu, sedangkan teknik withdrawal
of love dilakukan dengan mengacuhkan atau memperlihatkan ketidaksenangan orangtua
terhadap anaknya saat mereka melakukan perilaku yang tidak diinginkan. Diantara
ketiganya tersebut, metode yang paling baik adalah teknik induksi karena anak
diajak untuk berdiskusi bersama tentang akibat-akibat apa yang akan diterimanya
saat mereka berperilaku seperti itu.
0 komentar:
Posting Komentar